Sabtu 09 Sep 2017 05:14 WIB

Atasi Konflik, Myanmar Bisa Belajar dari Indonesia

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Gita Amanda
Yenny Wahid
Foto: Antara
Yenny Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Myanmar bisa mengambil banyak pelajaran dari Indonesia dalam menangani konflik yang terjadi saat ini. Terutama dalam menghadapi konflik sosial seperti sengketa Rohingya yang terjadi.

Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid mengatakan, konflik Rohingya bisa diselesaikan dengan mengedepankan dialog di atas pendekatan keamanan yang kaku. Cara ini terbukti berhasil pada konflik sosial daerah di tanah air, contohnya lahirnya Gerakan Aceh merdeka (GAM), Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau konflik Poso.

"Hasilnya, setelah kita mengedepankan dialog, kita mendapatkan solusi damai yang lebih substantif sehingga konflik bersenjata pun bisa dicegah," ujarnya melalui siaran resmi yang diterima, Jumat (8/9).

Sebelumnya, sejumlah konflik tersebut sempat ditangani dengan pendekatan represif yang justru menghasilkan konflik yang semakin meruncing. Hingga pada akhirnya, pendekatan pemerintah pada awal masa reformasi diubah menjadi pendekatan dialogis.

Konflik sosial semacam ini diakui Yenny merupakan fenomena bagi negara yang sedang dalam fase transisi menuju negara penganut demokrasi. Beruntung, ia melanjutkan, Indonesia telah melewati fase itu selama hampir dua dekade.

Putri kedua Presiden Gus Dur ini telah menyambangi kantor Kedutaan Besar Myanmar untuk Indonesia guna menyampaikan masukan terhadap pemerintah Myanmar mengenai kemelut kasus Rohinya. Dalam kunjungannya, ia yang tiba pada sekitar pukul 14.30 WIB diterima langsung oleh Duta Besar Myanmar untuk Indonesia, Ei Ei Khin Aye sekaligus Wakil Dubes Kyaw Soe Thein.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement