Sabtu 09 Sep 2017 14:19 WIB

Bahas Rohingnya, Kapolri akan Bertemu Kepala Polisi Myanmar

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Endro Yuwanto
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memberikan keterangan pers seusai melakukan video conference terkait persiapan jelang pengamanan Hari Raya Iduladha 1438 H di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (23/8).
Foto: Republika/Prayogi
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memberikan keterangan pers seusai melakukan video conference terkait persiapan jelang pengamanan Hari Raya Iduladha 1438 H di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian berencana melakukan pertemuan dengan Kepala Kepolisian Myanmar untuk membahas krisis Rohingnya. Pertemuan itu juga akan membahas penanganan masyarakat sipil dalam situasi konflik.

Menurut Tito, sejumlah perwakilan negara akan bertemu pada Selasa (12/9) pekan depan dalam konferensi politik tingkat Asia. Acara tersebut diselenggarakan di Singapura.

"Saya nanti tentu minta waktu untuk melakukan pertemuan bilateral (bilateral meeting) dengan Kepala Kepolisian Myanmar untuk diskusikan soal masalah ini (Rohingnya)," ujar Tito kepada wartawan di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (9/9).

Dalam pertemuan itu, kata Tito, dirinya berencana melakukan tukar pengalaman dalam menangani kelompok bersenjata dalam konflik masyarakat. Tujuannya supaya masyarakat sipil tidak menjadi korban utama konflik.

Tito melanjutkan, upaya yang dilakukan Polri ini merupakan bentuk dukungan kepada pemerintah atas sikap diplomatik terkait krisis Rohingnya. "Pembicaraan yang sifatnya diplomasi lebih efektif," tegas dia.

Lebih lanjut Tito menjelaskan, konflik di Rohingnya merupakan kasus menyangkut etnisitas. Namun, dalam etnis tersebut lekat dengan identitas Islam.

Karena itu, kata Tito, jika penanganan konflik dilakukan secara militer, tidak bisa dibedakan mana yang melakukan penyerangan kepada polisi dan mana yang masyarakat sipil.

"Kalau masih berlangsung, itu yang akan membuat masalah baru yang lebih luas. Nanti jihadis dari sana dan dari seluruh dunia bahkan Indonesia bisa datang ke sana (Rohingnya), seperti yang terjadi di Suriah," jelas Tito.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement