Ahad 17 Sep 2017 08:18 WIB

Terluka Parah, Warga Rohingya Penuhi Rumah Sakit Bangladesh

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Indira Rezkisari
Pria Rohingya Abdul Kareem berjalan menuju kamp pengungsi menggendong ibunya Alima Khatoon setelah menyeberang dari Myanmar menuju Bangladesh, di Teknaf, Bangladesh, (16/9).
Foto: AP
Pria Rohingya Abdul Kareem berjalan menuju kamp pengungsi menggendong ibunya Alima Khatoon setelah menyeberang dari Myanmar menuju Bangladesh, di Teknaf, Bangladesh, (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, CHITTAGONG -- Puluhan pengungsi Rohingya dilarikan ke Chittagong Medical College Hospital di Bangladesh. Banyak dari mereka yang kehilangan anggota tubuh, termasuk mata, akibat tembakan dan ledakan ranjau darat.

Salah satu korban, Yusuf Nobi (32 tahun), adalah seorang pekerja harian dari Yazdina Para. Ia kehilangan kedua kaki dan kedua matanya setelah terkena ledakan ranjau darat. "Saya tidak ingin hidup lagi. Tolong bunuh saya," kata dia, seperti dikutip Arab News.

Istrinya, Rajiv Begum (26), juga merasa putus asa. "Keluarga kami sedang dalam krisis. Kami tidak tahu harus berbuat apa," ungkap Begum.

Suaminya menderita luka parah setelah menginjak sebuah ranjau darat saat keluarga tersebut melintasi perbatasan dari Myanmar ke Bangladesh. "Kami semua melintasi perbatasan dengan berkelompok. Ada ibu saya, dua saudara laki-laki, suami saya, dua anak laki-laki, dan anak perempuan saya. Kami akan sampai di perbatasan Bangladesh," jelasnya.

"Tiba-tiba ada ledakan besar. Kami bertebaran dan berlari. Beberapa menit kemudian, ketika kami sampai di perbatasan Bangladesh, saya melihat suami saya hilang. Saudara laki-laki saya kembali dan menemukannya telah teluka parah, dia langsung kehilangan kedua kakinya," tambah Begum.

Di samping tempat tidur Yusuf ada Mohammad Hossain, yang juga kehilangan kakinya dalam ledakan ranjau darat. "Saat melintasi perbatasan, saya menginjak salah satu ranjau darat yang ditanam oleh Tentara Myanmar," katanya.

"Ledakan itu menghempaskan saya sekitar 10 kaki ke udara. Saya kehilangan kesadaran saat saya jatuh ke tanah dan kemudian menemukan diri saya berada di kompleks kesehatan lokal di Bangladesh," tutur Hossain.

Dr. Tanvir Ahmed, seorang dokter tugas di Chittagong Medical College Hospital, mengatakan dia belum pernah melihat sejumlah besar pasien yang terluka akibat ranjau darat dan peluru. "Dalam dua minggu terakhir saja, kami telah merawat sekitar 50 Muslim Rohingya, semuanya menderita luka tembak dan luka ranjau darat. Dua dari mereka kehilangan kedua kaki dan kedua mata," ujar Ahmed.

Ia menambahkan, sekitar 42 pengungsi Rohingya lainnya yang cedera serius, telah dirawat di rumah sakit ini. Kebanyakan dari mereka berisiko kehilangan setidaknya satu kaki.

"Rumah sakit kami sudah terbebani dan kami tidak bisa menyediakan lebih banyak tempat tidur di bangsal untuk pasien baru. Banyak pasien dirawat di koridor dan rumah sakit berusaha memberikan obat dan perawatan terbaik," ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement