Rabu 20 Mar 2013 10:06 WIB

Disanksi PBB, Warga Korut Sulit Beli Barang Elektronik Cina

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
Dua perempuan berjalan di toko dengan tulisan bahasa Korea di dekat Kedutaan Besar Korea Utara di Beijing
Foto: Reuters
Dua perempuan berjalan di toko dengan tulisan bahasa Korea di dekat Kedutaan Besar Korea Utara di Beijing

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Warga Korea Utara (Korut)  akan kesulitan membawa pulang barang elektronik dari Cina. Ini menyusul sikap PBB yang meningkatkan sanksi bagi Korut karena uji coba nuklir. Namun, sanksi baru PBB tidak secara khusus melarang barang-barang tertentu dikirim ke Korut sebagai bagian dari larangan barang mewah.

Meski pun begitu, sejumlah toko di Beijing menyarankan elite Korut untuk tidak terpengaruh dengan sanksi tersebut.  "Pelanggan dapat memilih peralatan dapur yang besar di sini, kita dapat mengirimkannya langsung ke Korea Utara," ujar seorang pemilik toko bernama Cao di belakang kedutaan Korut di Beijing seperti dilansir Reuters.

Sanksi baru PBB diberlakukan awal bulan ini. Sanksi tersebut membatasi transaksi keuangan dengan Pyongyang. Resolusi PBB juga memberi contoh barang mewah yang tidak bisa diimpor Korut seperti kapal pesiar, mobil balap, mobil mewah, dan beberapa jenis perhiasan. Resolusi yang bertujuan mengekang gaya hidup elite Korut diberlakukan pertama kali pada 2006. Namun tidak memberi contoh jenis barang mewah tersebut. Banyak negara, termasuk Cina, tidak membuat definisi barang mewah. 

"Ini akan sangat sulit untuk menegakkan sanksi bila tidak ada kesepakatan produk apa yang dibatasi," ujar profesor Amerika, George Lopez.

Menurut data bea cukai, Cina telah mengekspor 22,5 juta dolar AS untuk mutiara, batu mulia, dan logam mulia ke Korut tahun lalu. Mereka juga mengekspor 266,9 juta dolar AS peralatan elektronik pada 2012, naik tiga kali lipat dari 2007. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement