Rabu 03 Apr 2013 23:02 WIB

Korut Tutup Kawasan Industri Bersama

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Mansyur Faqih
Korea Utara (ilustrasi).
Korea Utara (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) memperdalam krisis diplomatiknya setelah menyatakan perang terhadap Korea Selatan. Kali ini, Pyongyang menutup sepihak kompleks industri Kaesong di perbatasan dua negara. Aksi ini semakin menebar ancaman terjadinya perang di Semenanjung Korea.

Menteri Unifikasi Korsel Kim Hyung-seok mengatakan, aktivitas industri di kawasan tersebut berhenti sejak Rabu (3/4) pagi waktu setempat. "Utara memberi peringatan agar putar arah (kembali) dari Kaesong," ujarnya seperti dilansir Aljazirah, Rabu (3/4).

Kata dia, sebanyak 861 pekerja asal Korsel sempat tertahan selama semalam di kawasan tersebut. Aktivitas pekerja saat Rabu (3/4) pagi, memaksa 179 pekerja memutar arah kendaraan kembali ke rumah. Langkah tersebut adalah antisipasi penyelamatan warga.

Tidak disebutkan berapa lama penutupan akan dilakukan. Tapi aksi ini membuat Korsel sigap. Kementerian Pertahanan menerapkan siaga tinggi pascapenutupan tersebut. "Termasuk kemungkinan adanya aksi militer, dan darurat sipil," kata Menteri Pertahanan Korsel Kim Kwan-jin, Rabu (3/4).

Kawasan Kaesong adalah simbol kerja sama ekonomi dua musuh bebuyutan di perbatasan dua Korea. Letaknya sekira 10 kilometer dari  Propinsi Hwanghae Utara, Korut. Situs ini dibangun pada 2004 dengan donasi penuh dari Korsel. Kaesong sebenarnya dimaksudkan agar dua negara serumpun ini bisa akur. Pembangunan Kaesong bermaksud membantu Korut agar keluar dari kemiskinan. 

Di situs seluas 1.300 kilometer persegi itu berdiri 120 perusahaan dari beragam sektor. Korut menikmati pendirian kompleks industri itu dengan persewaan lapak dan menyediakan tenaga kerja. Kaesong menjadi tumpuan hidup bagi 200 ribu warga Korut yang berada di perbatasan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement