Rabu 13 Sep 2017 08:47 WIB

Trump Nilai Sanksi PBB Belum Cukup untuk Korea Utara

Rep: Marniati/ Red: Bilal Ramadhan
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, Donald Trump said on Tuesday the U.N. sanctions on North Korea agreed this week were a small step and nothing compared to what would have to happen to deal with the countrys nuclear program.">WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa sanksi PBB terhadap Korea Utara yang disepakati pekan ini merupakan langkah kecil dan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang seharusnya diterima Korea Utara terkait program nuklir negara tersebut.

"Kami pikir ini hanya langkah kecil, bukan masalah besar," kata Trump kepada wartawan pada awal pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak seperti dikutip Reuters, Rabu (13/9).

Ia mngaku tidak tahu apakah sanksi terbaru PBB tersebut berdampak bagi Korea Utara. Namun ia memastikan program nuklir Korea Utara tidak akan mampu mencapai AS.Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin memperingatkan Cina, sekutu utama Korea Utara dan mitra dagangnya agar mengikuti sanksi yang diterapkan PBB.

Washington akan memberikan sanksi tambahan terhadap Cina dan Korut serta mencegah mereka mengakses sistem dolar AS dan internasional jika melanggar sanksi PBB tersebut. Dewan Keamanan PBB memberikan suara bulat untuk meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara pada hari Senin dengan melarang ekspor tekstil dan pembatasan pasokan bahan bakar.

Washington sejauh ini telah banyak menahan sanksi baru terhadap bank-bank Cina dan perusahaan lain yang melakukan bisnis dengan Korea Utara, mengingat ketakutan akan pembalasan oleh Beijing dan dampaknya yang jauh ke depan pada ekonomi dunia.

Rusia dan China sama-sama mengatakan bahwa mereka menghormati sanksi PBB dan telah meminta Amerika Serikat untuk kembali melakukan perundingan dengan Korea Utara.Aksi PBB dipicu oleh uji coba nuklir keenam Korea Utara yang keempat bulan ini. Ini adalah resolusi sanksi Dewan Keamanan kesembilan atas rudal balistik Korea Utara dan program nuklir sejak 2006.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement