Kamis 14 Sep 2017 01:33 WIB

Trump dan Najib Bertemu di Tengah Skandal 1MDB

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Agus Yulianto
PM Malaysia Najib Razak
Foto: Reuters/Edgar Su
PM Malaysia Najib Razak

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump menyambut Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di Gedung Putih pada Selasa (12/9). Najib menyampaikan investasi yang akan dilakukan negaranya di AS, sambil mengesampingkan penyelidikan AS atas skandal korupsi yang sedang menjeratnya.

Kunjungan ini cukup penting bagi Najib, yang akan menghadapi pemilihan tahun depan. Dia juga memberi sinyal bahwa dia masih diterima di Gedung Putih, meskipun ada penyelidikan kriminal yang dilakukan oleh Depatermen Kehakiman AS atas kasus dana negara yang disebut 1 Malayasia Development Berhad (1MDB).

Najib mengatakan kepada Trump, Malaysia Airlines akan membeli 25 jet Boeing 737 dan delapan 787 Dreamliner, dan mungkin akan menambahkan 25 Boeing 737 lagi dalam waktu dekat. Kesepakatan pembelian ini akan bernilai lebih dari 10 miliar dolar AS dalam lima tahun.

Najib memiliki hubungan dekat dengan pendahulu Trump, mantan Presiden Barack Obama, hingga pernah bermain golf bersama di Hawaii pada 2014. Namun, hubungan mereka semakin dingin karena isu hak asasi manusia dan skandal 1MDB.

Dana negara yang didirikan Najib itu, menghadapi tuduhan pencucian uang di setidaknya enam negara termasuk Amerika Serikat, Swiss, dan Singapura. Namun, dia menyangkal melakukan kesalahan.

Departemen Kehakiman AS mengatakan lebih dari 4,5 miliar dolar AS disalahgunakan dari 1MDB oleh pejabat tingkat tinggi dan rekan mereka. Tuduhan ini tertulis dalam puluhan tuntutan hukum perdata yang diajukan Departemen Kehakiman AS tahun lalu.

Departemen Kehakiman AS menuntut disitanya aset senilai 1,7 miliar dolar AS yang diduga dibeli dengan dana 1MDB. Departemen ini juga mengajukan tuntutan hukum pidana pada Agustus lalu, terkait dengan penyelidikan pidana dalam kasus ini.

Gedung Putih mengatakan tidak akan mengomentari penyelidikan yang dilakukan Departemen Kehakiman. Namun seorang pejabat senior AS mengakui, pertemuan dengan Najib adalah pertemuan yang tidak biasa, mengingat skandal 1MDB saat ini sedang berada di bawah pengawasan.

"Ini adalah situasi yang aneh, tidak diragukan lagi," kata pejabat tersebut, yang tidak menyebutkan namanya. Dia menjelaskan, pemerintah telah memprioritaskan hubungan dengan Asia Tenggara untuk melawan keuntungan besar yang telah dibuat Cina di wilayah tersebut.

Najib dan delegasinya menginap di Trump International Hotel, namun Gedung Putih menolak memberikan rincian tentang itu. "Kami tentu saja tidak memesan akomodasi hotel mereka, jadi saya tidak dapat berbicara terkait dengan keputusan pribadi yang mereka buat tentang tempat tinggal di sini di D.C," kata sekretaris pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders.

Dalam sebuah pidato dihadapan para pemimpin bisnis AS, Najib mengatakan politisi oposisi telah memanfaatkan skandal 1MDB secara tidak proporsional untuk menggulingkan pemerintahannya. "Saya tahu beberapa dari Anda pasti pernah mendengar beberapa cerita yang kurang positif tentang perekonomian Malaysia, terutama sekitar 1MDB," kata Najib.

"Memang, ada kampanye yang sengaja menyabotase perusahaan, dan meruntuhkan kepercayaan investor terhadap perekonomian kami, dalam usaha yang gagal untuk menggulingkan pemerintah sebelum putaran pemilihan," ujarnya.

Tuntutan hukum AS menyatakan, 681 juta dolar AS dana yang disalahgunakan dari 1MDB, telah dipindahkan ke rekening "Pejabat Malaysia 1". Pejabat ini sebelumnya diidentifikasi oleh AS dan sumber Malaysia sebagai Najib. Namun, investigasi pemerintah Malaysia telah membebaskannya dari kesalahan apapun.

Trump melihat Malaysia, yang merupakan negara mayoritas Muslim, sebagai sekutu dalam perjuangannya melawan militansi Islam. Trump juga menginginkan Malaysia untuk memutuskan hubungan dengan Korea Utara. "Dia tidak berbisnis dengan Korea Utara lagi, dan kami merasa ini sangat penting," kata Trump merujuk pada Najib.

Hubungan antara Malaysia dan Korut memburuk setelah saudara seayah pemimpin Korut Kim Jong-un, yaitu Kim Jong-nam, terbunuh di Kuala Lumpur tahun ini. Ditemukan juga Korut menggunakan Malaysia sebagai basis untuk ekspor senjata dan bisnis lainnya, yang menyalurkan uang ke Pyongyang.

Sebelum pertemuan, Trump memuji Najib karena pendiriannya yang keras sebagai pemimpin negara mayoritas Islam. "Dia sangat kuat dalam melawan terorisme di Malaysia dan pendukung hebat dari sudut pandang itu," ujar Trump.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement