Rabu 11 Jun 2014 13:01 WIB

Lagi, Penembakan Terjadi di Sekolah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Penembakan. Ilustrasi.
Foto: rawstory.com
Penembakan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, OREGON-- Tragedi penembakan di institusi pendidikan kembali terjadi di Amerika Serikat tepatnya di Oregon, Portland. Seorang pria bersenjata menembak mati seorang siswa di sebuah sekolah tinggi.

Pihak berwenang mengatakan pada Selasa tersangka juga tewas setelah menembak dirinya sendiri. Kantor wilayah Moltnomal mengatakan laporan diterima pada pukul 8 pagi dari Reynolds High School di Troutdale. Kondisi telah stabil di lokasi kejadian setelah penembak bunuh dirinya.

Namun siswa dan orang tua masih khawatir. Kantor berita AP melaporkan para siswa keluar dari sekolah dengan tangan di kepala. Mereka riuh melaporkan pada orang tua masing-masing. Korban tewas diidentifikasi sebagai Emilio Hoffman yang masih berusia 14 tahun.

''Seorang pria bersenjata masuk sekolah pada pagi hari, kemudian ia menembak satu siswa,'' kata Kepala Polisi Troutdale Scott Anderson pada wartawan, dikutip Reuters.

Pihak kepolisian masih menyelidiki motif dan hal lainnya sehingga tidak merilis jelas kronologis kejadian. USA Today melaporkan juru bicara kepolisian mengatakan pelaku penembakan adalah seorang remaja. Ia menembak dirinya di kamar mandi sekolah setelah menembak Emilio.

Peristiwa penembakan di sekolah semakin sering terjadi di AS. Akses mendapatkan senjata yang mudah membuat kejadian seperti ini semakin umum. Seperti pekan lalu ketika seorang pria memasuki universitas di Seattle dan menembak siapa saja di sekitarnya.

Kejadian yang menggegerkan lain yaitu pada Desember 2012 dimana seorang dengan gangguan kejiwaan melakukan penembakan di sebuah sekolah dasar di Newtown, Connecticut. Peristiwa ini menewaskan 20 anak-anak dan enam orang dewasa lainnya.

Kontrol senjata menjadi isu yang meresahkan pemerintah AS. Presiden Barack Obama telah membuat rencana melakukan evaluasi dalam aturan pembelian senjata. Ia juga mengeluarkan proposal larangan penggunaan senapan militer dan membatasi pennjualan amunisi. Namun usulan tersebut masih ditolak Kongres.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement