Selasa 16 May 2017 13:53 WIB

Korsel: Rudal Korut Berhasil Meluncur

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kementerian Pertahanan Korea Selatan (Korsel) mengatakan Korea Utara (Korut) sukses meluncurkan uji coba rudal terbaru yang dilakukan pada Ahad (14/5) lalu.

Sebelumnya, Korut juga mengklaim kesuksesan pengembangan peluru kendali balistik antar benua atau dikenal sebagai ICBM. Rudal itu ditengarai  mampu mencapai daratan Amerika Serikat (AS). Di dalam rudal tersebut terpasang hulu ledak nuklir.

Korut mengatakan bahwa rudal balistik yang diujicobakan itu merupakan jenis terbaru yang diberi nama Hwasong-12. Saat tes dilakukan, rudal  yang mampu membawa hulu ledak nuklir ini dapat diluncurkan mencapai 700 kilometer, hingga akhirnya jatuh ke bagian barat laut Jepang.

 "Meski demikian, nampaknya peluncuran yang dilakukan terbaru ini hanya sukses dalam mengembangkan rudal balistik jarak menengah, tapi ini tetap kemajuan yang cukup signifikan," ujar Menteri Pertahanan Korsel Han Min-koo, Selasa (16/5).

Ia menurutkan pengembangan rudal Korut dinilai tetap berkembang lebih cepat dari apa yang diperkirakan. Sebelumnya, sejumlah pakar dari Amerika Serikat (AS) juga menilai kemajuan serupa, termasuk dalam mengembangkan ICBM.

"Tes rudal yang dilakukan Korut kali ini menunjukkan tingkat kinerja yang belum pernah terlihat dari uji coba sebelumnya Korut dan ini juga memperlihatkan mereka mampu menyerang AS," ujar seorang ahli AS, John Schilling.

Kantor berita Korut KCNA sebelumnya mengatakan uji coba dilakukan untuk melihat apakah fitur terbaru dari hulu ledak berfungsi secara optimal. Fitur itu disebut dapat memungkinkan hulu ledak bertahan dalam kondisi dan situasi apapun.

Dalam satu tahun terakhir, tes rudal dan perangkat senjata berbahaya tersebut dilakukan secara lebih intensif. Sepanjang 2016 lalu, Korut tercatat melakukan uji coba perangkat nuklir sebanyak lima kali dan terus berlanjut hingga saat ini.

Baca juga, Korut: Peluncuran Rudal untuk Targetkan Pangkalan Militer AS.

Selama ini, Korut mengatakan bahwa program tersebut sebagai alat pertahanan utama. Namun, sejumlah negara di kawasan Semenanjung Korea khususnya Korsel dan Jepang juga merasa khawatir karena menjadi ancaman utama serangan nuklir.

 Dewan Keamanan PBB telah memberikan sanksi terhadap Korut atas uji coba program nuklir yang dilakukan sejak 2006 lalu. AS sebagai negara anggota tetap juga hendak melakukan strategi baru, yaitu bekerjas ama dengan Cina yang merupakan sekutu sekaligus mintra dagang dan pemberi bantuan utama untuk Korut.  AS juga telah mengirimkan kapal tempurnya di Semenanjung Korea.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement