Kamis 14 Sep 2017 01:20 WIB

Buku Hillary Clinton Dapat Kritik Pedas dari Gedung Putih

Rep: Sri Handayani / Red: Reiny Dwinanda
Kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, memberikan pidato atas kekalahannya dalam pemilu di New York, Rabu (9/11).
Foto: REUTERS/Carlos Barria
Kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, memberikan pidato atas kekalahannya dalam pemilu di New York, Rabu (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Gedung Putih melakukan serangan balik kepada Hillary Clinton pada Selasa (12/9) setelah mantan calon presiden dari Partai Demokrat itu meluncurkan buku baru mengenai kekalahannya pada pemilu 2016. Gedung Putih mengatakan buku itu merupakan serangan yang salah dan sembrono.

Ditanya wartawan apakah Trump akan membaca buku berjudul What Happened setebal 500 halaman, Sekretaris bagian penerangan Gedung Putih Sarah Sanders, tak menjawabnya. Sanders justru menggunakan momen itu untuk membacakan pembelaan sejumlah tuduhan yang telah ditulis sebelumnya untuk mencela Clinton.

"Menurut saya, (Presiden) cukup tahu isi What Happened dan saya pikir warga Amerika juga tak butuh penjelasan soal isi buku itu," kata dia seperti dikutip abcnews.go.com.

Ia menyatakan, Clinton telah menjalani salah satu kampanye paling negatif sepanjang sejarah dan akhirnya kalah. Kini, dalam bab terakhir kisahnya sebagai publik figur, ia akan dikenal sebagai seorang yang menjual buku dengan cara yang salah dan sembrono.

Kemunculan Clinton dalam ajang nasional untuk mempromosikan bukunya dinilai sebagai serangan sengit kepada Trump. Baru-baru ini, dalam sebuah wawancara dengan USA Today, Clinton menuduh delegasi kampanye Trump membantu Rusia ikut campur dalam pemilu.

Trump juga berulang kali menghidupkan kembali retorika getir dari masa kampanye silam. Misialnya, ia menggunakan skandal surel Clinton untuk mengalihkan perhatian dari investigasi yang sedang berlangsung mengenai adanya kemungkinan hubungan Trump dengan Rusia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement