Kamis 14 Sep 2017 02:15 WIB

Anggota Parlemen Selandia Baru Bantah Jadi Mata-Mata Cina

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Reiny Dwinanda
Legislator Selandia Baru, Jian Yang
Foto: parliament.nz
Legislator Selandia Baru, Jian Yang

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Seorang anggota parlemen Selandia Baru Jian Yang (55 tahun) membantah kabar yang menuduhnya sebagai seorang mata-mata Cina. Ia menganggap dirinya telah menjadi target kampanye kotor lantaran disebut-sebut tengah diselidiki oleh dinas intelijen Selandia Baru mengenai hubungannya terkait dengan akademi militer Cina.

Perdana Menteri Selandia Baru Bill English yang satu partai dengannya belum mengkonfirmasi kabar tersebut. 

Jian Yang selaku anggota parlemen partai nasional Selandia Baru mengecam kabar tersebut dan menyebutnya sebagai pernyataan yang menghina.

"Ini adalah kampanye kotor oleh orang-orang tanpa nama untuk menghancurkan saya dan Partai Nasional di 10 hari menjelang pemilihan, hanya karena saya orang Cina," katanya seperti dikutip dari BBC, Kamis (4/9).

Tuduhan tersebut berasal dari penyelidikan bersama oleh Financial Times dan New Zealand's Newsroom. Mereka mengatakan Yang, yang terpilih pada 2011, diselidiki selama dia menghabiskan waku di Cina. Yang disebutkan menerima pelatihan militer dan intelijen yang disebut sekolah mata-mata.

Organisasi media mengatakan bahwa dia tidak mengungkapkan pekerjaannya sebagai guru di akademi linguistik terkemuka Cina untuk jadi petugas intelijen militer.

Tapi Perdana Menteri Selandia Baru Bill English membela anggota partainya. Kepada wartawan, dia mengatakan tahu persis latar belakang Jian Yang.

"Dia sebagai anggota parlemen dan tidak ada pertanyaan tentang kesetiaannya kepada Selandia Baru," katanya.

Selandia Baru akan menggelar pemilihan umum pada 23 September 2017 mendatang.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement