Kamis 14 Sep 2017 10:08 WIB

Pemerintah AS Blokir Kaspersky

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Kaspersky
Foto: commons.wikimedia.org
Kaspersky

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Keamanan Amerika Serikat (AS) meminta untuk menghapus seluruh perangkat lunak dari perusahaan Kaspersky Lab yang berbasis di Moskow dari sistem mereka. Perintah ini menyangkut adanya dugaan hubungan antara pejabat eksekutif perusahaan dengan intelijen Rusia.

Kaspersky Lab membantah perusahaanya memiliki hubungan dengan intelijen Rusia. Dugaan ini telah menyebabkan sejumlah perusahaan pengecer AS menarik produk Kaspersky dari penjualan. Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Elaine Duke mengatakan, pemerintah memberikan tenggat waktu selama 90 hari untuk menghapus dan mengganti perangkat lunak dari Kaspersky.

"Ada risiko bahwa Pemerintah Rusia dapat memanfaatkan akses yang diberikan oleh produk Kaspersky untuk meretas sistem informasi federal dan ini secara langsung dapat mengancam keamanan nasional AS," ujar Duke dilansir BBC News, Kamis (14/9).

Kaspersky kecewa dengan keputusan Pemerintah AS tersebut dan akan membuktikan bahwa perusahaan ini tidak memiliki hubungan khusus dengan intelijen Rusia. Pada Juli 2017 lalu, Administrasi Pelayanan Umum AS mencoret Kaspersky Lab dari daftar vendor. Kaspersky memiliki lebih dari 400 juta pelanggan di seluruh dunia, namun tidak pernah menjadi pemasok utama bagi Pemerintah AS. Selama pemilihan presiden AS pada 2016 lalu, Administrasi Trump telah melawan tuduhan bahwa mereka memiliki kontak dengan pejabat Rusia.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kaspersky disebutkan, tidak ada bukti kredibel atas dugaan yang dituduhkan kepada perusahaan tersebut. Menurut perusahaan asal Rusia ini, dugaan yang dilayangkan oleh Pemerintah AS memiliki asumsi yang tidak akurat.

Di sisi lain, sekitar dua bulan lalu situs berita Bloomberg melaporkan telah terjadi komunikasi melalui email antara Chief Executive Kaspersky, Eugene Kaspersky dengan staf senior Kaspersky yang menguraikan proyek keamanan cyber rahasia. Proyek ini diduga diminta oleh dinas intelijen Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement