Kamis 14 Sep 2017 03:40 WIB

Jerman Tolak 5.000 Permohonan Suaka Warga Turki

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Reiny Dwinanda
Sebuah tank berada di Kota Ankara, Turki, Jumat, 22 Juli 2016. Turki berada dalam status darurat usai kudeta yang gagal.
Foto: AP Photo/Burhan Ozbilici
Sebuah tank berada di Kota Ankara, Turki, Jumat, 22 Juli 2016. Turki berada dalam status darurat usai kudeta yang gagal.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi (BAMF) Jerman telah menolak lebih dari 5.000 permohonan suaka yang diajukan oleh warga Turki. Surat Kabar Jerman, Tagesspiegel, melaporkan BAMF telah menerima 8.547 aplikasi suaka warga Turki pada 2017 dan menolak 5.040 di antaranya.

BAMF tidak memberikan rincian tentang permohonan yang ditolak tersebut. Pejabat terkait mengatakan masing-masing permohonan telah dievaluasi berdasarkan Undang-Undang Suaka Jerman.

Diplomat Jerman mengatakan meskipun permohonan suaka oleh warga Turki telah meningkat sejak adanya upaya kudeta tahun lalu di Turki, sebagian besar permohonan suaka diajukan oleh warga Kurdi. Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere mengatakan baru-baru ini 615 warga Turki dengan paspor diplomatik juga telah mengajukan permohonan suaka di Jerman.

Setelah kudeta yang gagal, beberapa perwira militer Turki yang ditempatkan di pangkalan NATO di Jerman tidak menaati perintah dari Ankara untuk kembali ke negara mereka. Beberapa mantan tentara dan mantan pejabat yang diduga memiliki hubungan dengan komplotan kudeta juga datang ke Jerman dari negara-negara tetangga untuk mengajukan permohonan suaka.

Baca juga: Erdogan Banggakan Turki Bisa Gagalkan Kudeta

Dilansir dari Anadolu, usaha kudeta militer, yang menyebabkan 250 orang tewas dan hampir 2.200 orang terluka, diduga didalangi oleh Organisasi Teroris Fetullah (FETO) yang dipimpin oleh Fetullah Gulen, ulama yang berbasis di AS.

Meskipun Ankara terus mengeluarkan permintaan untuk mengembalikan tersangka kudeta ke Turki untuk diadili, pihak berwenang Jerman sejauh ini menolak permintaan tersebut. Jerman berlasan, Ankara harus terlebih dahulu memberikan bukti hukum yang jelas.

Jerman, yang merupakan rumah bagi tiga juta imigran Turki, adalah salah satu negara tempat FETO berhasil mengelola jaringan besar, termasuk membuka puluhan bisnis, sekolah swasta, dan juga organisasi media. Kelompok tersebut, yang juga dikenal sebagai Gulenists, mengklaim memiliki sekitar 70 ribu pengikut di tanah Jerman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement