Ahad 17 Sep 2017 10:58 WIB

Kebakaran Sekolah Islam di KL Bermula dari Saling Ejek

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Indira Rezkisari
Pria membawa peti mati mengangkut pemakaman massal korban kebakaran di sekolah Pusat Tahfiz Darul Quran Ittifaqiyah, Kuala Lumpur, yang terjadi Kamis (14/9).
Foto: AP
Pria membawa peti mati mengangkut pemakaman massal korban kebakaran di sekolah Pusat Tahfiz Darul Quran Ittifaqiyah, Kuala Lumpur, yang terjadi Kamis (14/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Sebanyak tujuh remaja telah ditahan sehubungan dengan kebakaran hebat yang terjadi di sebuah sekolah Islam di Kuala Lumpur, Malaysia. Insiden ini menewaskan 23 orang, termasuk di antaranya 21 siswa.

Kepala Polisi Kuala Lumpur Amar Singh mengatakan remaja laki-laki yang ditangkap berusia sekitar 11 sampai 18 tahun. Mereka tertangkap kamera CCTV dari bangunan sebelah sekolah dan berhasil diidentifikasi. Rekaman CCTV menunjukkan mereka ada di dekat sekolah pada malam kebakaran tersebut.

"Dari penyelidikan kami, motif di balik kasus tersebut disebabkan oleh kesalahpahaman setelah para tersangka dan beberapa siswa tahfiz yang saling mengejek beberapa hari sebelum kebakaran," kata Singh, dalam sebuah konferensi pers, dikutip New Strait Times.

Singh mengatakan enam dari tujuh tersangka tersebut terbukti positif menggunakan narkoba. Dua di antaranya telah ditahan sebelumnya. Satu karena kasus pencurian kendaraan dan satu lagi atas kasus kerusuhan.

Dia menuturkan, dua tangki gas dibawa ke lantai atas dan digunakan untuk menyalakan api. Api menyebar dengan cepat hingga memakan waktu satu jam bagi petugas pemadam kebakaran untuk memadamkannya.

Singh menambahkan, ketujuh remaja tersebut adalah anak putus sekolah dan akan menjalani pemeriksaan polisi selama sepekan. Menurutnya kasus tersebut telah diklasifikasikan sebagai kasus pembunuhan dan kerusakan oleh api. Sekolah tersebut juga sedang diselidiki karena melanggar peraturan keselamatan gedung.

Pejabat setempat mengatakan sekolah tersebut telah beroperasi tanpa adanya izin dan lisensi kebakaran. Tembok pemisah secara ilegal dibangun di lantai paling atas yang menghalangi korban dari jalan keluar.

Kebakaran terjadi menjelang fajar pada Kamis (14/9), di sekolah tahfiz Darul Quran Ittifaqiyah yang memiliki tiga lantai. Api memblokir satu-satunya jalan keluar asrama di lantai atas dan menjebak murid-murid di balik jendela. Dua orang dewasa dan 21 siswa berusia antara 6 sampai 17 tahun, tewas di lokasi kejadian.

Pejabat awalnya menduga kebakaran itu disebabkan oleh hubungan arus pendek listrik. Korban tewas dikembalikan ke keluarga pada Jumat (15/9) setelah uji DNA dan mereka dimakamkan di hari yang sama.

Insiden ini memicu seruan bagi asrama sekolah Islam untuk dapat lebih baik lagi mengelola bangunan. Kebanyakan asrama dikelola secara pribadi dan tidak diawasi oleh Kementerian Pendidikan.

Media lokal melaporkan ada lebih dari 500 sekolah tahfiz terdaftar di Malaysia. Namun banyak lagi yang diyakini tidak terdaftar.

Data dari pemadam kebakaran menunjukkan, 1.083 kasus kebakaran menyerang sekolah asrama dalam dua tahun terakhir. Bencana terburuk terjadi pada 1989 ketika 27 siswa perempuan di sebuah sekolah asrama di negara bagian Kedah tewas saat kebakaran memusnahkan sekolah mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement