Selasa 19 Sep 2017 09:35 WIB

Lembaga Kemanusiaan Afsel Kirim Bantuan ke Bangladesh

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Winda Destiana Putri
Pengungsi Rohingya mengantre bantuan beras yang dibagikan lembaga bantuan di Balukhali-Ukhiya, Bangladesh
Foto: Dar Yasin/AP
Pengungsi Rohingya mengantre bantuan beras yang dibagikan lembaga bantuan di Balukhali-Ukhiya, Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Lembaga kemanusiaan Afrika Selatan, Al-ImdaadFoundation, telah mengirim bantuan kemanusiaan untuk ribuan pengungsi Rohingya di Coxs Bazar, Bangladesh. Bantuan kemanusiaan akan terus dihimpun dan disalurkan selama krisis pengungsi masih berlanjut.

Juru bicara Al-Imdaad Foundation Hamza Badrudeen mengungkapkan, selama program tiga hari, pihaknya akan mendistribusikan 3.000 paket makanan, 3.000 selimut, 150 tenda, serta 1.500 obat-obatan yangdibutuhkan pengungsi. "Kami juga berencana menggali 40 sumur dan mendistribusikan 50 ribu tablet pemurni air kepada para pengungsi," kata Badrudeen seperti dilaporkan laman Anadolu Agency, Selasa (19/9).

Ia mengatakan bahwa yayasannya telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Bangladesh selama beberapa pekan terakhir. Selain bantuan, sebuah tim juga akan diutus ke kamp-kamp pengungsi di zona perbatasan Bangladesh.

Azhar Vadi, seorang mitra di stasiun radio Salaamedia yang berbasis di Johannesburg mengatakan, organisasinya akan membantu Al-ImdaadFoundation dalam mengumpulkan dan menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi Rohingya. Ia mengungkapkan telah menghimpun bantuan senilai 20 ribu dolar AS untuk hal ini.

"Kami telah memberikan dana yang kami kumpulkan ke Al-ImdaadFoundation. Ini hanya bantuan pertama, akan ada lebih banyak bantuan menyusul," ujar Vadi.

Vadi, yang telah mengunjungi kamp pengungsi Rohingya di zona perbatasan Bangladesh mengatakan kondisi para pengungsi di sana sangat mengkhawatirkan. "Orang-orang kelaparan. Mereka hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak ada tempat berlindung. Tidak ada sanitasi," ucapnya.

Pekan lalu, ribuan warga Afrika Selatan turun ke jalan dan menyerukan Pemerintah Myanmar untuk menghentikan kekerasan serta pembunuhan terhadap etnis Rohingya. Hal ini dilakukan karena mereka belum melihat upaya nyata Myanmar menghentikan krisis ini.

Menurut PBB, lebih dari 400 ribu orang telah mengungsi ke Bangladesh sejak kekerasan pecah di negara bagian Rakhine pada 25 Agustus lalu. Kendati demikian gelombang pengungsi Rohingya diperkirakan masih belum akan surut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement