Kamis 21 Sep 2017 19:36 WIB

Gempa Meksiko Telan 230 Korban Jiwa

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Indira Rezkisari
Seorang petugas mengamati tumpukan puing yang merupakan lantai bangunan sambil terus mencari korban selamat menyusul gempa 7,1 skala richter yang terjadi di Meksiko, Selasa (19/9).
Foto: EPA
Seorang petugas mengamati tumpukan puing yang merupakan lantai bangunan sambil terus mencari korban selamat menyusul gempa 7,1 skala richter yang terjadi di Meksiko, Selasa (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO -- Proses evakuasi dan misi penyelamatan masih terus dilakukan oleh tim serta sukarelawan pascagempa berkekuatan 7,1 skala richter mengguncang Meksiko pada Selasa (19/9). Hingga saat ini, setidaknya 230 orang telah dilaporkan tewas akibat gempat tersebut.

Tim penyelamat berpacu melawan waktu untuk menemukan korban selamat yang masih tertimbun reruntuhan dan puing-puing bangunan. Pada Rabu (20/9), salah satu regu penyelamat, terdiri dari 500 tentara, 200 polisi, dan sukarelawan, diterjunkan ke sebuah sekolah di Kota Meksiko yang ambruk setelah dihantam gempa, yakni Sekolah Dasar Enrique Rebsamen.

Di sekolah tersebut diyakini masih terdapat beberapa anak yang terkubur reruntuhan bangunan, salah satunya diketahui bernama Frida Sofia (13 tahun). Ketika gempa terjadi, Sofia dikabarkan berlindung di bawah meja dan tak berhasil melarikan diri karena gempa terlanjur menghancurkan bangunan sekolah.

Tim penyelamat akhirnya menyusuri setiap timbunan puing dengan hening. Mereka mengoperasikan mikrofon sensitif agar dapat menangkap gelombang suara dari reruntuhan bangunan.

Setelah berjibaku selama beberapa jam, sekitar pukul 16.30 waktu setempat, regu penyelamat bersukacita ketika berhasil menemukan dan mengevakuasi dua anak selamat dari timbunan puing. Keduanya segera diserahkan kepada tim dokter yang bersiaga di lokasi tersebut.

Namun misi belum selesai sebab Frida Sofia masih belum ditemukan dan tak diketahui kondisinya. Hingga malam menjelang, tim penyelamat tak mampu menemukan Sofia. Tak ayal hal itu memicu kesedihan segenap warga Meksiko. Sebab operasi penyelamatan di sekolah tersebut disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi di sana.

Selain Frida Sofia, masih terdapat sejumlah anak-anak lain yang hingga kini dilaporkan hilang. Salah satunya adalah putri Adriana D'Fargo yang masih berusia tujuh tahun. Nasib putrinya belum diketahui hingga kini.

"Mereka (regu penyelamat) terus menarik anak-anak keluar (dari reruntuhan). Tapi saya tidak tahu apa-apa tentang kondisi anak perempuan saya," kata D'Fargo sesegukan.

Nada agak pesimistis diutarakan oleh salah seorang pegawai pemerintah Meksiko yang tergabung dalam tim penyelamat. "Orang-orang mengatakan bahwa anak-anak ini masih hidup, tapi itu tidak mungkin. Sangat berbahaya di sana, kita maju sedikit demi sedikit, batu demi batu," katanya seperti dikutip laman The Guardian.

Kendati demikian, operasi penyelamatan tetap dilaksanakan. Walaupun hujan sempat mengguyur lokasi evakuasi, tim penyelamat tetap menyusuri puing demi puing dengan bantuan alat pendeteksi termal dan mikrofon sensitif.

Wali Kota Meksiko Miguel Angel Mancera mengatakan setidaknya terdapat 39 bangunan di kotanya yang runtuh akibat gempa, termasuk Sekolah Dasar Enrique Rebsamen. Ia telah meminta regu penyelamat untuk menyusuri setiap puing-puing bangunan tersebut guna mengetahui apakah terdapat korban selamat.

Presiden Meksiko Pea Nieto telah mengumumkan tiga hari berkabung untuk para korban tewas akibat gempa mematikan pada Selasa lalu. Ia pun meminta kepada segenap masyarakat Meksiko untuk turut membantu tim penyelamat menemukan korban selamat di puing-puing dan reruntuhan.

"Penting bagi orang-orang untuk menjadi bagian dari usaha kelompok (penyelamat) ini," kata Nieto seperti dilaporkan laman BBC.

Permintaan sang presiden memang dituruti oleh warganya. Sejumlah universitas di Meksiko telah membatalkan perkuliahan dan meminta mahasiswanya untuk membantu regu penyelamat. "Kelas dibatalkan jadi kami datang untuk membantu (operasi penyelamatan)," kata David Macillas, seorang mahasiswa di Universitas Otonomi Meksiko, yang datang ke salah satu lokasi pencarian korban dengan kotak peralatan lengkap.

Sejumlah negara pun telah menawarkan bantuan kepada Presiden Nieto, El Savador, Chile, dan Israel. El Savador dan Chile dilaporkan siap mengirim bantuan kemanusiaan. Sedangkan Israel akan mengirim tim spesialis misi penyelamatan.

Amerika Serikat (AS) juga menawarkan bantuannya. Gedung Putih mengatakan Presiden Donald Trump telah menghubungi Presiden Nieto. Sama seperti Israel, AS siap mengutus tim pencari dan penyelamatnya ke Meksiko.

Menurut data pemerintah dari 230 korban yang telah dilaporkan tewas, 100 korban di antaranya ditemukan di Kota Meksiko. 69 orang lainnya berada di negara bagian Morelos. 43 orang tewas di negara bagian Puebla. 13 lainnya dinyatakan tewas di negara bagian Meksiko. Sedangkan lima korban sisanya berada di Guerro dan Oaxaca, dilansir dari Reuters.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement