Sabtu 07 Oct 2017 19:53 WIB

PM Hasina: Bangladesh Berencana Tampung Rohingya di Pulau

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Bangladesh Syekh Hasina.
Foto: thedailystar.net
Perdana Menteri Bangladesh Syekh Hasina.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengatakan, pemerintahannya akan terus memberikan bantuan terhadap pengungsi Rohingya. Tercatat hampir satu juta Muslim Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar untuk menghindari kekerasan yang terjadi di Negara Bagian Rakhine.

Menurut Hasina, pemerintah sedang merencanakan pembangunan tempat penampungan sementara bagi Rohingya di sebuah pulau. Rencana ini didukung oleh lembaga bantuan internasional yang selama ini telah banyak menyalurkan bantuan kemanusiaan.

Dia membuat pernyataan tersebut di Bandara Dhaka saat kembali dari New York untuk menghadiri sidang Majelis Umum PBB. PBB juga telah menggambarkan kekerasan di Myanmar sebagai bentuk pembersihan etnis.

Hasina menuduh Myanmar menciptakan ketegangan di perbatasan kedua negara. Ia mengaku telah meminta pasukan keamanan negara tersebut untuk menangani krisis Rohingya dengan sangat hati-hati. "Mereka seperti mereka menginginkan perang," kata Hasina, Jumat (6/10).

Lebih dari 500 ribu Muslim Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh sejak akhir Agustus lalu. Saat itu pasukan keamanan Myanmar menanggapi serangan militan Rohingya dengan melakukan kekerasan, termasuk pembunuhan dan pembakaran rumah. Jumlah pengungsi Muslim Rohingya yang sama sebelumnya telah meninggalkan Myanmar menuju Bangladesh sejak 1978.

Myanmar tidak mengakui Rohingya sebagai kelompok etnis. Negara itu bersikeras, mereka adalah imigran Bengali dari Bangladesh yang tinggal secara ilegal di Myanmar

Myanmar mendapat kecaman internasional karena gagal menghentikan kekerasan di Negara Bagian Rakhine. Eksodus pengungsi Rohingya Myanmar telah menjadi krisis pengungsi terbesar yang melanda Asia dalam beberapa dasawarsa.

Komite informasi pemerintah Myanmar mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis (5/10) malam, mereka telah menghentikan 17 ribu warga Rohingya yang hendak melarikan diri, hanya dalam empat hari. Penduduk desa setempat mengatakan Rohingya masih berusaha untuk pergi dan banyak yang berkumpul di pantai tepat di seberang perbatasan Bangladesh. Mereka menunggu kesempatan untuk meninggalkan Myanmar.

Pada Sabtu (7/10), Hasina menyatakan permukiman untuk Muslim Rohingya di Bangladesh hanya bersifat sementara, sampai mereka kembali ke rumah mereka di Myanmar. Pemerintahnya akan terus membantu mereka dengan memberikan makanan dan tempat tinggal.

"Jika dibutuhkan, kami akan makan sekali sehari dan berbagi sisanya dengan mereka," ungkapnya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement