Jumat 22 Sep 2017 10:53 WIB

Trump Kembali Jatuhkan Sanksi ke Korut

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS, Donald Trump
Foto: AP
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden AS Donal Trump memerintahkan perluasan sanksi terhadap Korea Utara (Korut) pada Kamis (21/9). Sanksi ini merupakan bagian dari upaya untuk lebih jauh membatasi perdagangan Korut dengan dunia luar.

Sanksi dalam perintah eksekutif baru yang ditandatangani oleh Trump ini menargetkan industri besar, bank internasional, dan pengiriman barang global Korut. Langkah tersebut menunjukkan untuk saat ini setidaknya Trump masih berkomitmen menerapkan tekanan ekonomi daripada tindakan militer.

"Senjata nuklir Korea Utara merupakan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan di dunia kita, dan tidak dapat diterima jika ada pihak yang mendukung rezim kriminal ini secara finansial," kata Trump saat menjamu Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk makan siang di New York.

"Rezim Korea Utara yang brutal tidak menghormati warganya sendiri atau kedaulatan negara lain," tambah Trump, dikutip New York Times.

Pemerintahan Trump meningkatkan kewenangan Departemen Keuangan AS untuk menghukum mereka yang melakukan bisnis dengan industri besar Korut termasuk tekstil, perikanan, teknologi informasi, dan manufaktur. Trump juga melarang bank-bank internasional dari pasar Amerika memfasilitasi transaksi dengan Korut.

Selain itu, AS juga memberlakukan larangan 180 hari kepada pesawat terbang dan kapal asing untuk memasuki AS setelah meninggalkan Korut.

Bank sentral Cina telah menginstruksikan bank-bank di negara tersebut untuk tidak melakukan bisnis baru dengan Korut, sesuai dengan sanksi PBB. Sebagai mitra ekonomi Korut yang dominan, Cina memegang kekuasaan paling besar atas Pyongyang, namun belum jelas apakah sanksi ini akan berdampak nyata.

PM Abe, yang selaras dengan pendekatan Trump terhadap Korut, menyatakan dukungannya. "Dialog demi dialog tidak akan menghasilkan apapun. Kunci saat ini adalah menerapkan tekanan terhadap Korea Utara dengan cara yang kuat. Dan bersama Donald, kami telah berhasil menunjukkan kemauan kuat kami untuk melakukan tekanan terhadap Korea Utara," tutur Abe.

"Korea Utara terus melakukan provokasi, ini sangat menyedihkan dan membuat saya marah. Tapi Amerika Serikat telah menanggapi dengan tegas dan dengan cara yang sangat baik," tambah Presiden Moon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement