Sabtu 23 Sep 2017 14:12 WIB

Aktivis Oposisi Suriah dan Putrinya Dibunuh di Istanbul

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi pembunuhan.
Ilustrasi pembunuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA--- Seorang aktivis oposisi Suriah dan putrinya ditemukan terbunuh di tempat tinggal mereka di Istanbul. Seperti dilansir dari Aljazirah, Sabtu (23/9), kepolisian Turki mengatakan Orouba Barakat (60) dan putri Halla (23) tewas karena luka tusukan.

Mayat mereka terbungkus selimut dan ditaburi deterjen kapur untuk mencegah bau. "Mayat mereka berada di rumah selama empat hari," kata seorang tetangga kepada harian Turki Hurriyet.

Barakat adalah seorang kritikus terkenal dan vokal dari Presiden Suriah Bashar al-Assad. Dia adalah anggota kelompok oposisi Koalisi Nasional Suriah dan telah banyak menulis tentang penyiksaan di penjara pemerintah.

Dia juga aktif di komunitas Suriah di Turki, dan membantu para pengungsi secara finansial.

Orouba Barakat tinggal di pengasingan sejak 1980-an di Inggris, Amerika Serikat, Arab Saudi dan UEA sebelum pindah ke Turki. Koalisi tersebut mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan terorisme dan tirani adalah tersangka utama dalam kejahatan pembunuhan yang keji ini.

Ahnad Ramadan, kepala Gerakan Aksi Nasional untuk Suriah mengatakan, koalisi akan menindaklanjuti agar Turki segera melakukan investigasi

Sementara Halla Barakat adalah seorang editor Orient News yang berbasis di Dubai, yang dimiliki oleh tokoh oposisi Suriah Ghassan Aboud. Sebelumnya, dia adalah seorang reporter TRT World Service Turki.

Kepala Asosiasi Wartawan Suriah Ali Eid meminta pihak berwenang Turki untuk segera melakukan penyelidikan untuk menemukan dan menghukum pelakunya. Dia juga meminta perlindungan tambahan bagi wartawan yang tinggal di Turki.

"Kami meminta pihak berwenang Turki untuk menemukan mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan Halla Barakat dan Orouba Barakat, dan membawa mereka ke pengadilan," kata Koordinator Program CPJ Eropa dan Asia Tengah Nina Ognianova. Anggota keluarga mengatakan kedua anggota keluarga mereka telah mendapat ancaman sebelum dibunuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement