Kamis 05 Oct 2017 03:45 WIB

Pakar Politik Prediksi Katalan akan Terus Tertekan

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Pemandangan udara kota Barcelona, diambil dari sebuah helikopter Polisi Katalan Mossos d'Esquadra.
Foto: AP/ Emilio Morenatti
Pemandangan udara kota Barcelona, diambil dari sebuah helikopter Polisi Katalan Mossos d'Esquadra.

REPUBLIKA.CO.ID, KATALAN -- Pakar politik Spanyol Dr Nathan Jones melihat Katalan akan terus berada dalam tekanan Spanyol selama masa persiapan memerdekakan diri.

Katalan bahkan beresiko kehilangan otonomi karena Madrid dan Barcelona menolak berunding. 

Sementara itu, selagi ketegangan antara Katalan dan pemerintah pusat terus meningkat, Raja Spanyol dapat saja melakukan tindakan pencegahan dengan memberlakukan penangguhan kekuatan regional sebelum Katalan mendeklarasikan kemerdekaannya.

Jones mengatakan, pidato Raja Felipe VI bukanlah pertanda baik bagi Spanyol. Sebab ia gagal mengatakan apakah Pemerintahan akan melanjutkan dialog politik dengan Katalan.

Konstitusi, menurut Jones, berpihak pada Madrid. Demikian juga dengan mayoritas warga Spanyol di luar Katalan. Bahkan, warga Katalan pun banyak yang sepemikiran dengan Madrid. 

"Akan tetapi, tindakan otoriter terhadap warga Katalan selama referendum telah mempermudah partai-partai pro kemerdekaan dalam mendapatkan dukungan," komentar Jones.

Menurut Jones, Raja Felipe telah menutup pintu dialog. "Ia secara konsisten menunjukkan bahwa pemerintah Spanyol akan terus melanjutkan pendekatan tanpa dialog dengan kelompok pro kemerdekaan di Katalan,” kata Jones seperti yang dilansir dari Express, Rabu (4/10).

Kebuntuan saat ini cenderung berlanjut dan kemungkinan akan memerlukan mediasi dari Uni Eropa.

"Persoalannya, negara-negara Uni Eropa enggan untuk ikut campur. Mereka menganggap ini adalah persoalan domestik Spanyol," jelas Jones.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement