Selasa 10 Oct 2017 13:37 WIB

Tiga Penyebab Retaknya Hubungan AS-Turki

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Hubungan diplomatik Turki dengan Amerika Serikat (AS) kembali memanas setelah kedua negara memutuskan untuk menangguhkan layanan visa non-imigran. Bila dirunut dari peristiwa terbaru, setidaknya terdapat tiga hal yang menyebabkan retaknya hubungan Ankara dengan Washington.

1. Penangguhan Layanan Visa
Penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Burhan Kuzu mengatakan langkah AS untuk menangguhkan layanan visa non-imigran bagi warga Turki setidaknya dipicu dua hal, yakni kebijakan Ankara di Suriah dan penangkapan seorang staf konsulatnya di Istanbul pekan lalu. Staf konsulat AS yang dibekuk otoritas keamanan Turki itu diketahui bernama Metin Topuz.
Kuzu mengatakan Topuz ditangkap karena diyakini memiliki hubungan dengan Fethullah Gulen, tokoh yang disebut oleh Turki sebagai otak di balik aksi percobaan kudeta tahun lalu.
Menurutnya, keputusan AS menangguhkan layanan visanya karena merasa terganggu atas penangkapan Topuz. Sebab Topuz disebut memiliki informasi tentang keterlibatan AS dalam usaha percobaan kudeta yang gagal tahun lalu.
"AS merasa terganggu dengan perkembangan ini karena peran Wasgington dalam usaha kudeta dapat terungkap melalui individu (Topuz) ini. Langkah (penangguhan) visa datang untuk menekan Turki guna menyerahkan orang ini," ungkap Kuzu seperti dilaporkan laman Aljazirah, Selasa (10/10).
Namun AS belum menanggapi klaim dari Kuzu tersebut. Sejak peristiwa percobaan kudeta tahun lalu, Pemerintah Turki memang telah melakukan penangkapan dan pemecatan besar-besaran terhadap orang serta pegawai pemerintahan yang diduga pendukung atau simpatisan Fethullah Gulen.
Erdogan sendiri telah berulang kali meminta Washington untuk mengekstradisi Gulen pascaperistiwa percobaan kudeta tersebut. Namun AS selalu menolaknya. Saat ini Gulen diketahui berada di Pensylvania, AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement