Selasa 10 Oct 2017 14:02 WIB

Serangan Islamofobia di Inggris Meningkat Dua Kali Lipat

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Islamofobia (ilustrasi)
Foto: avizora.com
Islamofobia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Serangan Islamofobia yang menargetkan masjid-masjid di Inggris telah meningkat dua kali lipat dalam satu tahun terakhir. Menurut data Kepolisian Inggris di seluruh negeri yang dicatat Asosiasi Pers Inggris menunjukkan, polisi mencatat ada 110 kejahatan kebencian di masjid.

Serangan itu terjadi antara Maret dan Juli tahun ini, naik dari 47 kasus selama periode yang sama pada 2016. Menurut angka tersebut, kota-kota di Inggris utara mengalami kenaikan terbesar, dengan sembilan serangan masjid dari nol kasus sebelumnya.

Masjid London telah menjadi target serangan sebanyak 17 kali. Kenaikannya cukup tajam karena pada 2016, masjid ini hanya mendapatkan delapan serangan.

Kejahatan berupa ancaman, pelecehan, dan perilaku mengintimidasi telah meningkat lebih dari tiga kali lipat. Tercatat ada 14 kasus kejahatan sejenis itu pada 2016, yang meningkat menjadi 49 kasus pada 2017.

Kejahatan islamofobia lainnya adalah pelecehan ras, ancaman bom, insiden jendela yang pecah, dan grafiti yang menyinggung. Selain itu, ada pula serangan kekerasan terhadap jamaah, pembakaran, dan adanya kepala babi masjid.

Fiyaz Mughal, pendiri Tell MAMA, sebuah organisasi yang mendokumentasikan insiden serangan anti-Muslim di Inggris, mengatakan peningkatan serangan terhadap masjid merupakan bagian dari gelombang pasang kebencian yang didoktrin secara online dan telah menyebar ke jalanan. "Apa yang terjadi di masjid pada dasarnya merupakan cerminan dari masyarakat luas," ungkapnya.

"Peristiwa politik telah meningkatkan rasa percaya diri sebagian populasi kita yang mungkin membenci pandangan ekstremis dan tidak bisa menyuarakannya sebelumnya, namun merasa percaya diri untuk mulai menunjukkannya selama beberapa tahun terakhir," kata Mughal, dikutip Anadolu.

Salah satu insiden terburuk yang menargetkan umat Islam tahun ini telah menewaskan Makram Ali (51 tahun). Ia tewas dalam serangan di Pusat Kesejahteraan Muslim Finsbury Park pada Juni lalu, ketika sebuah mobil menabrak para jamaah yang baru saja melaksanakan ibadah shalat di bulan Ramadhan. Pelaku, Darren Osborne (47), diduga sengaja menabrakkan van yang ia kendarai ke para jamaah itu.

Perdana Menteri Theresa May menggambarkan serangan itu sebagai aksi yang memuakkan, membahayakan, dan merusak nilai-nilai dan cara hidup warga Inggris. Insiden islamofobia di Inggris telah melonjak sejak serangan teror mematikan di Manchester dan London.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement