Jumat 29 Sep 2017 14:45 WIB

AS: Pertumpahan Darah di Rakhine Telah Membuat Malu Suu Kyi

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Aung San Suu Kyi.
Foto: AP
Aung San Suu Kyi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat menuduh Myanmar telah melakukan pemusnahan terhadap etnis Rohingya. Washington mengatakan, pertumpahan darah di negara bagian Rakhine telah membuat malu pemerintah Aung Sang Suu Kyi.

Berbicara di sebuah pertemuan Dewan Keamanan PBB, Duta Besar AS Nikki Haley mendesak anggota militer Myanmar untuk menanggapi desakan PBB atas kekerasan yang mereka lakukan.

"Kami berani menyebut tindakan pihak berwenang Burma (Myanmar)  merupakan kampanye yang brutal dan berkelanjutan untuk membersihkan negara dari etnis minoritas. kata Hal itu seharusnya membuat malu pemimpin senior Burma  (Aung San Suu Kyi) yang telah banyak berkorban untuk membuat Myanmar lebih terbuka dan demokratis," kata Haley seperti dilansir Channel News Asia, Jumat, (29/9).

Menurutnya, waktu untuk kata-kata diplomatik yang baik dalam Dewan Keamanan PBB ini telah berlalu. "Kita sekarang harus mempertimbangkan tindakan  pasukan keamanan Myanmar melakukan banyak pelanggaran dan memicu kebencian di antara sesama warga negara mereka."

Lebih dari setengah juta Muslim Rohingya telah melarikan diri dari Rakhine di barat Myanmar ke negara tetangga Bangladesh pada bulan lalu setelah sebuah serangan militan memicu sebuah kampanye militer yang kejam.

PBB sebelumnya menyebut kekerasan itu sebagai pemusnahan etnis. Komentar Haley tersebut menandai kritik tajam dari Washington. Suu Kyi, peraih Nobel perdamaian yang merupakan kepala pemerintahan de facto, banyak dikecam karena gagal berbicara untuk membela minoritas Rohingya yang terus mendapatkan kekejaman di Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement