Rabu 04 Oct 2017 14:13 WIB

Referendum Katalan, PM Spanyol Bela Sikap Tegas Polisi

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy
Foto: thehigherlearning.com
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Pemerintah Spanyol membantah adanya tindakan kekerasan yang dilakukan kepolisian saat membubarkan aksi massa referendum. Mereka bahkan berterima kasih atas sikap  kepolisian.

"Tindakan kepolisian sudah proporsional melaksanakan ketegasan dan ketenangan dalam menegakkan supremasi hukum," kata Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy seperti dikutip Aljazirah, Rabu (4/10).

Rajoy mengatakan, akan melakukan apaun yang dia bisa untuk mencegah pemungutan suara yang terjadi pada 1 Oktober kemarin. Dia melanjutkan, pemungutan suara di wilayah Catalonia dalam referendum kemerdekaan ditentang oleh Pemerintah Spanyol dan juga pengadilan konstitusi.

Rajoy menyebut, konstitusi 1978 di Spanyol memutuskan jika Katalunya tidak dapat berpisah. Pemerintah Spanyol, kata dia, diberi kekuasaan eksklusif untuk mengadakan referendum.

Seperti diketahui, pemunguntan suara terkait referendum kemerdekaan Katalunya berakhir ricuh. Sebanyak 893 warga sipil dan 431 petugas kepolisian terluka dalam bentrokan tersebut.

Organisasi HAM dunia tengah menginvestigasi dugaan kekerasan yang dilakukan kepolisian Spanyol terhadap warga Katalunya. Sorak saksi dilokasi bentorkan mengatakan, polisi telah bertindak tanpa pandang bulu dalam menargetkan mereka yang mendukung dan menentang kemerdekaan.

"Polisi tidak hanya memukuli warga yang setuju referendum tapi mereka megnhajar dan menendang semua orang trmasuk orang tua," kata Pau Subira Zurita (22).

Pengacara HAM dari organisasi IRIDIA, Anais Franquesa Griso mengatakan, 70 pengamat melaporkan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh aparat. Dia melanjutkan, polisi terlihat tidak bertindak untuk membela diri.

"Kami benar-benar yakin akan hal itu. Kami memiliki laporan jika aksi berlangsung damai dari anak-anak hingga orang-orang yang sangat tua," kata Anais Franquesa Griso.

Aktivis rencananya akan mengumpulkan testimoni dari korban kekerasan itu hingga 7 Oktober besok. Laporan itu nantinya akan diberikan kepada aktivis HAM internasional untuk memberikan informasi sesungguhnya dari peristiwa yang terjadi.

Petugas Senior HAM PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein mengatakan, peristiwa kekerasan yang terjadi sangat mengganggu. Dia mendesak otoritas Spanyol melaksanakan penyelidikan menyeluruh, independen dan tidak memihak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement