Senin 16 Oct 2017 04:00 WIB

Hillary Clinton: Trump Terlalu Keras Terhadap Iran dan Korut

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bayu Hermawan
Hillary Clinton
Foto: EPA
Hillary Clinton

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Hillary Clinton mengatakan, sikap keras Presiden AS Donald Trump terhadap Iran dan Korea Utara (Korut) telah merusak kredibilitas Amerika di luar negeri. Trump juga dinilai dapat memprovokasi perlombaan senjata nuklir di Asia Timur.

"Ancaman Trump untuk mencabut sertifikasi kesepakatan nuklir Iran 2015, membuat kita terlihat bodoh dan kecil, yang bermain tepat di tangan Iran," kata Clinton seperi dikutip dari Fox News.

"Hal itu buruk bukan hanya untuk situasi saat ini, namun juga dapat mengirimkan pesan ke seluruh dunia bahwa Amerika tidak baik. Presiden ini, saya pikir, harus meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas posisi dan negosiasi Amerika Serikat," ujarnya.

Trump mengatakan, Clinton, yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Barack Obama, telah membantu menegosiasikan kesepakatan mengerikan dengan Iran. Menurut Trump, sikap keras adalah pendekatan yang tepat untuk Iran.

"Kami tidak akan terus menyusuri jalan yang diperkirakan akan kembali bermuara pada kekerasan, lebih banyak teror dan ancaman nyata dari pelarian nuklir Iran. Iran tidak hidup sesuai kesepakatan," kata Trump pada Jumat (13/10), menurut Washington Times.

Clinton juga mengecam bahasa kasar Trump terhadap Korut dan mengatakan agresi verbalnya akan mengejutkan sekutu-sekutu AS. "Kami sekarang memiliki perlombaan senjata, sebuah perlombaan senjata nuklir di Asia Timur. Kami tahu ada orang Jepang, yang mungkin khawatir dengan rudal yang terbang di atas mereka seperti yang telah dilakukan Korut, sehingga mereka tidak dapat mengandalkan Amerika," tutur Clinton.

Clinton menekankan, solusi diplomatik akan lebih disukai. "Diplomasi, mencegah perang, namun berjalan lamban, sulit dilakukan, perlu kerja keras," jelasnya.

Trump pada 21 September lalu telah menandatangani sebuah perintah eksekutif yang menyerukan putaran baru sanksi ekonomi terhadap Korut, terkait program nuklir dan rudal balistiknya. Trump mengatakan tindakan tersebut ditujukan untuk denuklirisasi lengkap Korut.

"Perkembangan senjata nuklir dan rudal Korea Utara merupakan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan di dunia kita. Tidak dapat diterima bahwa orang lain secara finansial mendukung rezim nakal kriminal ini," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement