Ahad 15 Oct 2017 14:54 WIB

Gubernur Kalifornia: Kebakaran Picu Kerusakan Luar Biasa

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Rumah warga terbakar akibat dampak kebakaran hutan di California, AS
Foto: VOA
Rumah warga terbakar akibat dampak kebakaran hutan di California, AS

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Sebanyak 40 orang tewas dan ratusan lainnya masih hilang di Kalifornia setelah enam hari kebakaran hutan yang menghancurkan banyak pedesaan dan ribuan rumah.

Gubernur Kalifornia mengatakan, peristiwa itu adalah salah satu tragedi terbesar yang pernah dihadapi negara tersebut. Lebih dari 10 ribu petugas pemadam kebakaran sedang berjuang melawan 16 kebakaran yang tersisa.

Angin hingga 70 km / jam (45mph) membawa kebakaran menuju kota-kota baru, memaksa lebih banyak orang pergi mengungsi. Salah satu daerah yang terkena dampak paling parah adalah Kota Santa Rosa, di wilayah anggur Sonoma. Di sana 3.000 orang dievakuasi pada Sabtu (14/10).

"Kerusakannya sangat luar biasa," ujar Gubernur Kalifornia Jerry Brown dalam sebuah kunjungan ke kota tersebut."Ini adalah horor yang tak seorang pun bisa bayangkan," kata Brown seperti dilansir BBC, Ahad, (15/10).

Ini adalah bencana kebakaran yang paling mematikan dalam sejarah di negara ini. Lebih dari 100 ribu orang telah mengungsi dan banyak tempat telah berubah menjadi  menjadi abu.

Petugas pemadam kebakaran telah melakukan beberapa kemajuan pada Jumat dengan membersihkan vegetasi kering dan hal lain yang mudah terbakar di sekitar daerah berpenduduk di sisi selatan kebakaran.

Tapi kembalinya angin kencang dikombinasikan dengan suhu tinggi dan udara kering menyebarkan api lebih jauh.Kebakaran besar telah mengirimkan asap dan abu di San Francisco, sekitar 50 mil jauhnya, dan di beberapa kota dan kota yang jauh di selatan.

Sebuah kelompok perdagangan mengatakan, sedikitnya 13 kilang anggur Napa Valley telah hancur. Pemilik anggur di Santa Rosa mengatakan, kebakaran tersebut telah menghancurkan jutaan dolar anggur.

Baca juga, Kebakaran Hutan Kalifornia, 23 Tewas dan Ratusan Hilang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement