Sabtu 14 Oct 2017 16:36 WIB

Eropa Berkomitmen Pertahankan Kesepakatan Nuklir Iran

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.
Foto: Reuters/ISNA/Hamid Forootan/Files
Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Negara-negara Eropa yang terikat dalam kesepakatan nuklir Iran, yakni Inggris, Prancis, Jerman, dan Rusia, berkomitmen untuk mempertahankan kesepakatan tersebut. Hal ini dinyatakan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk mencabut dukungannya terhadap kesepakatan nuklir yang dicapai pada 2015 lalu.

Dalam sebuah pernyataan bersama, Perdana Menteri Inggris Theresa May, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa mereka akan berpegang teguh pada pelaksanaan kesepakatan nuklir Iran. Mereka pun menyesalkan keputusan Trump menarik dukungannya dan menolak untuk melanjutkan kesepakatan tersebut.

Prancis, Jerman, dan Inggris khawatir pada implikasi dari tindakan Trump. Menurut mereka, kesepakatan nuklir Iran adalah buah perjuangan diplomasi yang panjang.

"Kesepakatan nuklir adalah puncak dari 13 tahun diplomasi dan merupakan langkah besar untuk memastikan bahwa program nuklir Iran tidak dialihkan untuk tujuan militer. Pemerintah kita berkomitmen untuk memastikan JCPoA (kesepakatan nuklir Iran) dipertahankan," kata pemipin ketiga negara Eropa dalam pernyataannya, seperti dikutip laman Al Araby, Jumat (13/10).

"Kami mendorong Pemerintah AS dan Kongres untuk mempertimbangkan implikasi keamanan AS dan sekutunya sebelum mengambil langkah-langkah yang dapat merusak JCPoA (kesepakatan nuklir Iran), seperti menjatuhkan sanksi kepada Iran yang diangkat berdasarkan kesepakatan tersebut," kata mereka menambahkan.

SebelumnyaPemerintah Rusia juga telah menyesalkan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) yang menolak melanjutkan kesepakatan nuklir Iran. Moskow akan berupaya berdialog dengan AS terkait hal ini.

"Rusia akan terus berdialog dengan AS untuk mempertahankan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) mengenai program nuklir Iran secara utuh," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov seperti dilaporkan kantor berita Rusia TASS, Jumat (13/10).

Trump, pada Jumat (13/10), menolak untuk terus melanjutkan kesepakatan nuklir Iran.Trump menuding Iran telah melanggar kesepakatan tersebut dengan mengembangkan senjata nuklir berbahaya. Selain itu, ia menyebut Teheran telah mensponsori gerakan terorisme.

Kesepakatan nuklir Iran adalah sebuah kesepakatan antara lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yakni AS, Inggris, Prancis, Rusia, Cina, ditambah Jerman dan Uni Eropa dengan Iran. Kesepakatan ini ditandatangani pada Oktober 2015 dan dilaksanakan pada awal 2016.

Kesepakatan ini tercapai melalui negosiasi panjang dan alot. Tujuan dari kesepakatan ini adalah satu, yakni memastikan bahwa penggunaan nuklir Iran hanya terbatas pada kepentingan sipil dan bukan untuk keperluan militer. Imbalannya adalah sanksi dan embargo ekonomi terhadap Teheran akan dicabut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement