Selasa 17 Oct 2017 09:26 WIB

Menengok Bandara Raksasa Beijing Senilai Rp 121 Triliun

Beijing pada Senin (16/10) mengumumkan bandar udara baru bernilai 80 miliar yuan (lebih dari Rp 121 triliun) dibuka pada Oktober 2019 di tengah pembangunan gencar prasarana oleh Presiden Cina Xi Jinping.
Foto: Reuters
Beijing pada Senin (16/10) mengumumkan bandar udara baru bernilai 80 miliar yuan (lebih dari Rp 121 triliun) dibuka pada Oktober 2019 di tengah pembangunan gencar prasarana oleh Presiden Cina Xi Jinping.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Beijing pada Senin (16/10) mengumumkan bandar udara baru bernilai 80 miliar yuan (lebih dari Rp 121 triliun) dibuka pada Oktober 2019 di tengah pembangunan gencar prasarana oleh Presiden Cina Xi Jinping.

Bandar Udara Daxing tersebut diperkirakan menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Perwakilan pembangunan itu memamerkan kerangka luas "Bandar Udara Baru Beijing", yang terbuat dari 1,6 juta meter kubik beton, 52 ribu ton baja dan membentang 47 kilometer persegi, termasuk landasan pacu.

Bandar udara tersebut diharapkan dapat melayani 45 juta penumpang awal dalam setahun dengan pada akhirnya berdaya tampung 100 juta penumpang, menempatkannya setara dengan bandar udara antarbangsa Hartsfield-Jackson Atlanta.

"Jika dijajarkan bersama, terdapat gerbang sepanjang kurang lebih lima kilometer. Ini adalah contoh bagus dari kapasitas produksi nasional Cina," kata juru bicara proyek Zhu Wenxin.

Prakarsa pembaruan di bandara tersebut datang saat Partai Komunis yang berkuasa, siap membuka kongres ke-19 akhir pekan ini, yang merupakan acara kepemimpinan dua kali dalam satu dekade. Xi akan mengonsolidasikan kekuasaan dan menekankan proyek serta kebijakan yang berhasil sejak lima tahun pertama.

Jurnalis mengunjungi terminal Bandara Daxing di pinggiran Beijing, Senin (16/10). Reuters/Jason Lee

Proyek yang berakhir pada 2014, merupakan salah satu investasi infrastruktur terbesar di kawasan tersebut di bawah peraturan Xi yang dilanda kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi, namun tampak sedikit diimbangi oleh sebuah konstruksi.

Cina telah berusaha meningkatkan citranya, baik sebagai pusat penerbangan dan pabrikan dalam beberapa tahun terakhir. Jet penumpang rumahan pertama di negara itu, C919, diluncurkan penerbangan perdananya pada Mei, merayap ke pasar bernilai miliaran dolar yang saat ini didominasi oleh perusahaan pembuat pesawat, Boeing dan Airbus.

Terletak 67 kilometer dari selatan Beijing, bandara tersebut secara teknis jatuh di provinsi yang merupakan tetangga Beijing, Hebei, meski pada akhirnya bandara itu akan mendirikan zona pengembangannya sendiri.

Bandara baru tersebut akan mengurangi tekanan pada bandara internasional Beijing yang ada, ke arah timur laut Beijing. Bandara internasional Beijing saat ini merupakan bandara terbesar kedua di dunia ditinjau dari volume penumpang, yang membuka terminal baru senilai 3,6 miliar dolar AS pada 2008 menjelang Olimpiade Musim Panas Beijing.

Bandar udara baru tersebut akan terhubung ke Beijing dengan kereta api kecepatan tinggi dengan kecepatan tertinggi 350 kilometer per jam serta kereta antarkota dan jalan tol utama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement