Jumat 20 Oct 2017 17:41 WIB

Korut Kirim Surat 'Peringatan' ke Australia dari Indonesia

Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Korea Utara (Korut) mengirimkan surat ke parlemen Australia, memperingatkan akan kekuatan nuklirnya dan ketidak-takutannya pada ancaman Presiden AS Donald Trump. Keterangan tersebut diperoleh menurut salinan dari surat itu yang diterbitkan di surat kabar Australia pada Jumat.

"Jika Trump berpikir bahwa dia akan membuat Korea Utara bertekuk lutut melalui ancaman perang nuklir, itu menjadi kesalahan besar perhitungan dan ungkapan ketidaktahuan," kata isi surat tersebut, yang diterbitkan Sydney Morning Herald dan dipastikan Kementerian Luar Negeri Australia.

"Trump mengancam menghancur-leburkan Korea Utara. Itu tindakan ekstrem, yang mengancam betul-betul menghancurkan seluruh dunia," kata surat tersebut.

Juru bicara Menteri Luar Negeri Australia mengatakan kepada Reuters bahwa laporan Herald itu cermat dan salinan surat tertanggal 28 September tersebut asli.

Dengan judul "Surat Terbuka untuk Parlemen di Negara Lain," catatan tersebut mengatakan bahwa surat itu dikirim dari Kedutaan Besar Korea Utara di Jakarta, Indonesia, ke Kedutaan Besar Australia di kota yang sama, dan juga di negara lain, tanpa menyebutkan negara-negara dimaksud.

Ketegangan meningkat di Semenanjung Korea menyusul serangkaian uji senjata oleh Korea Utara dan serangkaian perselisihan yang semakin meruncing antara Trump dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Trump dalam pidato bulan lalu di PBB mengancam untuk menghancurkan secara total Korea Utara jika perlu sebagai upaya membela diri dan mempertahankan sekutu-sekutunya. Trump juga memanggil pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sebagai "Manusia Roket" yang dalam sebuah misi bunuh diri.

Surat tersebut meminta "negara-negara yang mencintai kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan" untuk melaksanakan tugas mereka dan menjaga kewaspadaan yang tajam terhadap gerakan pemerintahan Trump yang keji dan brutal yang berusaha membuat dunia memasuki bencana nuklir mengerikan.

Pada sebuah konferensi pers di Sydnes, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan, catatan tersebut adalah sebuah komunikasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Itu bukan cara biasa mereka lakukan dengan menyiarkan pesan dunia. Strategi kolektif untuk memaksakan tekanan diplomatik dan ekonomi maksimum melalui sanksi terhadap Korea Utara sedang berjalan. Itu adalah tanggapan terhadap tekanan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement