Senin 23 Oct 2017 12:01 WIB

India Setuju Agar Myanmar Mengakui Rohingya

Rep: Fuji E Permana/ Red: Teguh Firmansyah
 Ribuan pengungsi muslim Rohingya yang mealrikan diri dari Myanmar, tertahan di perbatasan di Palong Khali, Bangladesh, Selasa (17/10).
Foto: AP/Dar Yasin
Ribuan pengungsi muslim Rohingya yang mealrikan diri dari Myanmar, tertahan di perbatasan di Palong Khali, Bangladesh, Selasa (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Menteri Luar Negeri India, Sushma Swaraj mengatakan, India mendukung pelaksanaan rekomendasi yang menyarankan pengakuan terhadap kelompok etnis Rohingya di Myanmar. Ini mengingat warga Rohingya yang hingga kini tak diakui oleh Myanmar.

Sushma mengatakan dalam sebuah pertemuan dengan Perdana Menteri Bangladesh pada Ahad (22/10),  untuk menyelesaikan persoalan Rohingya perlu menciptakan peluang ekonomi di negara Rakhine yang bermasalah.

"Menurut pandangan kami, satu-satunya solusi jangka panjang untuk situasi di Rakhine adalah pengembangan sosio-ekonomi dan infrastruktur yang cepat yang akan memberi dampak positif bagi semua masyarakat yang tinggal di negara bagian ini," kata Sushma dilansir dari Bloomberg, Senin (23/10).

Menteri Luar Negeri Bangladesh juga mendesak India untuk memainkan peran yang lebih besar dengan cara terus menekan Myanmar untuk segera menemukan solusi damai. Sehingga krisis yang menimpa etnis Rohingya bisa terselesaikan. Langkah India menuju penyelesaian krisis Rohinga akan sangat berarti terhadap kebijakan China untuk mendukung Myanmar.

Sebagaimana dilaporkan Bloomberg pada Senin (23/10), seorang pejabat Partai Komunis China pada Sabtu (21/10) mengatakan, negara mendukung Myanmar dalam menjaga perdamaian dan stabilitas. Serta tidak akan bergabung dengan negara lain yang mengutuk tindakan pemerintah (Myanmar) tersebut.

Wakil Kepala Departemen Internasional Partai Komunis, Guo Yezhou mengatakan, Beijing mengutuk tindakan kekerasan dan teror serta mendukung langkah-langkah untuk memulihkan ketertiban. Pernyataannya tampaknya mengacu pada serangan militan minoritas Rohingya terhadap pasukan keamanan Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement