Senin 23 Oct 2017 15:47 WIB

Qatar Menilai Saudi Kurang Bijaksana

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Raja Salman Abdulaziz
Foto: Reuters
Raja Salman Abdulaziz

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengomentari ketidaksiapan Pemerintah Arab Saudi membicarakan krisis diplomatik Teluk. Dia menilai Arab Saudi telah menerapkan langkah yang tidak diplomatik.

"Mereka mengambil langkah kurang bijaksana yang tidak berhubungan dengan pelajaran diplomasi modern dan merupakan hal yang tidak baik," kata Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, Senin (23/10).

Mohammed bin Abdulrahman menegaskan komitmennya untuk tetap berdialog dengan negara-negara Teluk. Dia menilai krisis yang terjadi saat ini perlu segera diatasi. Dia mengatakan, Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) memiliki peranan penting untuk menjaga keamanan secara kolektif. Mohammed bin Abdulrahman menyesal GCC akan menjadi korban krisis terhadap Qatar.

"Diplomasi yang ditunjukan negara-negara pemblokir sangat mempengaruhi keamanan kolektif GCC," katanya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan, Arab Saudi tidak bersedia memulai perundingan langsung untuk menyelesaikan krisis diplomatik Teluk. Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani pun frustrasi atas perilaku keempat negara yang memblokade Qatar.

Dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Mohammed bin Abdulrahman di ibukota Qatar, Doha, Tillerson pesimistis Arab Saudi bersedia berdiskusi untuk menyelesaikan krisis tersebut.

Seperti diketahui, pada 5 Juni lalu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplimatik dengan Qatar. Hal itu berdampak pada penarikan duta besar, memberlakukan larangan perdagangan dan perjalanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement