Senin 23 Oct 2017 16:06 WIB

Menang Pemilu, Abe Janjikan Balasan Keras ke Korut

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Shinzo Abe
Foto: reuters
Shinzo Abe

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah menjanjikan tindakan balasan yag hebat terhadap Korea Utara. Janji ini diucapkan Abe setelah memenangkan pemilihan pada Ahad (22/10).

Seperti dilansir dari BBC, Senin (23/10), Abe telah meminta pemilihan cepat untuk mendapatkan mandat lebih besar dalam menghadapi krisis termasuk ancaman yang berkembang dari Pyongyang. Sebelumnya Korut telah menembakkan rudal ke atas langit Jepang dalam beberapa bulan terakhir.

Berbicara pada sebuah konferensi pers di Tokyo, Abe mengatakan kemenangan koalisinya adalah mosi percaya dari masyarakat. Berdasarkan hal itu ia akan menunjukkan tindakan melawan ancaman Korea Utara.

Dia mengatakan akan membahas langkah-langkah ini dengan Presiden AS Donald Trump, yang akan mengunjungi Jepang bulan depan, dan juga dengan kekuatan dunia lainnya seperti Rusia dan Cina. "Saya akan memastikan bahwa masyarakat Jepang aman, dan melindungi negara kita," katanya.

Koalisi Partai Liberal Demokratik (LDP) pimpinan Abe dengan partai Komeito telah memenangkan 313 dari 465 kursi di majelis rendah Parlemen Jepang. Hasil perolehan suara ini memberi mereka kekuatan untuk membuat revisi undang-undang dasar.

Abe sebelumnya telah mengumumkan bahwa dia ingin merevisi sebuah klausul yang menolak perang, yang dikenal sebagai Pasal 9, untuk secara formal mengakui militer Jepang yang dikenal sebagai kekuatan pertahanan diri.

Dia telah menetapkan batas waktu hingga 2020 untuk menyelesaikan revisi. Namun pada Senin ia tampaknya mengbaikan revisi tersebut dengan mengatakan bahwa hal itu tidak diatur dalam jadwal yang konkrit.

Dia berharap untuk membentuk kesepakatan yang kuat mengenai isu tersebut di antara partai-partai di parlemen, dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Jepang.

Abe dua tahun lalu berhasil melakukan penafsiran ulang terhadap konstitusi untuk memungkinkan pasukan berperang ke luar negeri dalam keadaan tertentu, yang mendapat protes luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement