Selasa 24 Oct 2017 05:27 WIB

Wartawati Rusia Ditikam di Leher Saat Berada di Studio

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ani Nursalikah
Seorang wartawan terkemuka salah satu stasiun radio terkenal di Rusia, Tatyana Felgenhauer ditikam di leher oleh seorang penyerang yang masuk ke studio penyiaran.
Foto: Sky
Seorang wartawan terkemuka salah satu stasiun radio terkenal di Rusia, Tatyana Felgenhauer ditikam di leher oleh seorang penyerang yang masuk ke studio penyiaran.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Seorang wartawan terkemuka salah satu stasiun radio terkenal di Rusia, Tatyana Felgenhauer ditikam di leher oleh seorang penyerang yang masuk ke studio penyiaran. Tatyana yang merupakan wakil pemimpin redaksi acara pagi Ekho Moskvy kini menjalani perawatan di rumah sakit setelah kejadian tersebut.

Dilansir dari news.sky.com, cedera yang dialami Tatyana diyakini tidak mengancam nyawanya. Dalam aksinya, penyerang sempat menyemprotkan gas ke wajah penjaga di pintu masuk gedung sebelum menuju ke lantai 14 dimana studio stasiun berada dan melakukan penusukan.

Segera setelah menikam, penyusup tersebut dibekuk oleh petugas keamanan yang kemudian menyerahkannya ke polisi. Insiden tersebut menyusul ancaman pembunuhan yang dikirim ke wartawan di stasiun tersebut, yang digambarkan sebagai satu-satunya kantor berita independen Rusia di masa lalu. Seperti diketahui, program Ekho Moskvy juga secara terbuka mengkritik pemerintah Rusia yang memicu tentangan dari kritikus pro-pemerintah.

Sementara, Tatyana bekerja di bawah media yang dikendalikan oleh raksasa gas negara Gazprom yang kerap mengkritik Kremlin dan sekutu-sekutunya. Insiden pada wartawan lain juga terjadi. Salah satu presenter reguler stasiun radio tersebut, Yulia Latynina mengatakan dia terpaksa melarikan diri ke negaranya menyusul serangkaian serangan, termasuk pembakaran mobilnya.

Menanggapi kejadian-kejadian penyerangan tersebut, seorang juru bicara kantor jaksa agung Rusia Alexander Kurennoi mengutuk serangan tersebut melalui akun Facebook. "Terlalu," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement