Kamis 02 Nov 2017 02:30 WIB

Presiden Cina Berambisi Bangun Tentara Kelas Dunia

Rep: Taufik Alamsyan Nanda/ Red: Agus Yulianto
Presiden Cina, Xi Jinping saat berbicara di pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Lima, Peru, Sabtu (19/11).
Foto: REUTERS/Mariana Bazo
Presiden Cina, Xi Jinping saat berbicara di pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Lima, Peru, Sabtu (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, CINA -- Pemerintah Cina akan membangun "tentara kelas dunia" pada 2050. Upaya ini dianggap untuk menciptakan ketakutan bagi para negara tetangganya di kawasan.

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan, dengan pembelian dan pembangunan jet tempur, kapal dan persenjataan teknologi mutakhir, anggaran militer Cina telah tumbuh dengan pesan selama 30 tahun terakhir. Namun, jumlah tersebut masih tiga kali lebih kecil dari pada Amerika Serikat.

"Kita harus berusaha untuk mengubah sepenuhnya angkatan bersenjata rakyat menjadi militer kelas dunia pada pertengahan abad ke-21," kata Xi kepada 2.300 delegasi Partai Komunis Cina, yang dipimpinnya dan yang mengendalikan tentara, seperti yang dikutip dari arabnews.com.

Pernyataan yang Xi lontarkan dalam kongres partai yang diadakan dalam 2 kali selama 10 tahun tersebut dianggap tidak hanya ditujukan untuk kalangan dalam negeri, tetapi juga seluruh dunia. "Cina memiliki ambisi untuk menjadi kekuatan dunia secara ekonomi maupun militer," kata James Char, seorang analis militer di Nanyang Technological University, Singapura.

Pada masa lalu Cina telah melalui banyak masa-masa yang memalukan. Dimana sekitar pertengahan abad ke-19, negara ini kalah dalam hampir setiap peperangan yang melibatkan mereka. Yang kemudian disusul dengan perjanjian yang merugikan dengan pihak lawan.

"Itu sebabnya Cina, lebih dari negara lain, bermimpi tentang tentara yang kuat. Bukan untuk menggertak negara lain, tapi untuk membela diri," kata Ni Lexiong dari Universitas Ilmu Politik dan Hukum Shanghai.

Namun, ambisi Xi untuk membangun sebuah militer yang dapat "bertarung dan menang" telah membuat khawatir tetangga Cina. Beberapa di antaranya terlibat dalam perselisihan perbatasan yang menciptakan ketegangan.

Musim panas lalu India dan Cina terlibat dalam konfrontasi militer yang panas selama beberapa minggu di wilayah yang disengketakan di Himalaya. Jepang seringkali menghadapi petugas patroli maritim Cina di dekat kepulauan Senkaku, yang disebut Diaoyu dalam bahasa Mandarin dan diklaim oleh Beijing. Dan Beijing menegaskan kedaulatan di hampir seluruh Laut Cina Selatan, bersaing dengan klaim dari Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam dan Malaysia.

Beijing telah menganeksasi pulau-pulau sengeketa di kawasan tersebut di bawah kontrolnya. Serta memperkuat klaim dengan mengirim pesawat militer dan memasang sistem rudal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement