Senin 06 Nov 2017 08:22 WIB

Di Zimbabwe, Penghina Presiden Lewat Media Sosial Dipenjara

Presiden Zimbabwe Robert Mugabe dan istirinya.
Foto: Reuters
Presiden Zimbabwe Robert Mugabe dan istirinya.

REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Seorang wanita Amerika Serikat (AS) dituduh melakukan subversi setelah diduga menghina presiden Zimbabwe. Wanita bernama Martha O'Donovan (25 tahun) itu ditahan polisi pada akhir pekan ini setelah melalui persidangan pertama, Sabtu (4/11).

Martha, lulusan New York University, dituduh memanggil Presiden Robert Mugabe (93) sebagai orang sakit di sebuah posting Twitter dengan menyertakan ilustrasi foto Mugabe. Namun ia membantah tuduhan tersebut dan menyebut tuduhan itu  tidak berdasar dan berbahaya.

Pengacara Martha, Rose Hanzi, seperti dilaporkan Foxnews, Senin (6/11), mengatakan kepada pengadilan bahwa tuduhan subversi itu ilegal. Alasannya karena polisi tidak memberi tahu wanita itu saat dia dibawa dari rumahnya di Ibu Kota Harare pada Jumat pagi, waktu setempat.

Pengadilan tidak setuju dengan alasan tersebut dan memutuskan bahwa O'Donovan akan tetap ditahan selama akhir pekan. Hanzi mengatakan pada Seninnya bahwa mereka akan ke Pengadilan Tinggi dengan membawa sebuah jaminan.

Martha tidak membuat pernyataan di pengadilan dan tidak menunjukkan emosi saat permintaan tersebut dicabut. Dia melambaikan tangan ke kerumunan kecil pendukung saat dikawal memasuki mobil tahanan.

Penangkapan Martha menjadi yang pertama sejak Mugabe menunjuk menteri keamanan siber pada bulan lalu. Zimbabwe diguncang demonstrasi anti-pemerintah terbesar dalam satu dekade pada tahun lalu.

Frustrasi berkembang di negara Afrika sebelah selatan itu karena ekonomi yang ambruk dan presiden yang berkuasa selama lebih dari 35 tahun telah bersiap untuk pemilihan tahun depan.

The Guardian melaporkan, istri Mugabe, Grace, dikabarkan akan mengambil alih kepresidenan jika presiden yang saat ini berkuasa telah dikabarkan mengalami penurunan kesehatan, mengundurkan diri atau meninggal dunia. Ibu negara tersebut tidak disukai oleh sebagian warga negaranya, karena pengeluarannya yang melimpah dan tidak suka dikritik.

Kelompok yang mewakili Martha, pengacara hak asasi manusia Zimbabwe mengatakan telah mewakili hampir 200 orang yang dituduh telah menghina Mugabe, kepala negara tertua di dunia dalam beberapa tahun terakhir.

Wakil Direktur Regional Amnesty International, Muleya Mwananyanda, mengatakan penangkapan ini menandai dimulainya babak baru yang menyeramkan mengenai kebebasan berbicara di media sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement