Rabu 08 Nov 2017 17:11 WIB

Filipina akan Bahas Laut Cina Selatan dalam APEC

Rep: rizkyan adiyudha/ Red: Ani Nursalikah
Kepulauan Spratly, Laut Cina Selatan.
Foto: AP
Kepulauan Spratly, Laut Cina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte berencana membawa permasalahan Laut Cina Selatan ke forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Duterte juga akan menanyakan tujuan sebenarnya Cina di perairan tersebut.

"Sudah saatnya memunculkan permasalahan penting ini ke permukaan, entah dalam pembicaraan bilateral atau paripurna," kata Rodrigo Duterte seperti dikutip Reuters, Rabu (8/11).
 
Pernyataan tersebut dilontarkan Duterte dalam sebuah konferensi pers sebelum berangkat ke Vietnam. Duterte bersama kepala negara lainnya akan menghadiri pertemuan APEC pada 10 hingga 11 November nanti.
 
Kondisi Laut Cina Selatan kembali menjadi perhatian setelah Cina secara diam-diam melakukan banyak pembangunan dan reklamasi dikawasan tersebut. Hal ini mengindikasikan Beijing akan segera memperkuat klaimnya atas wilayah perairan strategis itu.
 
Sebelumnya, Cina tidak akan membawa isu Laut Cina Selatan ke dalam pertemuan APEC. Pertemuan tersebut akan lebih membahas tentang kerja sama ekonomi dinegara-negara kawasan Asia-Pasifik agar dapat mencapai kemajuan di bidang-bidang seperti pembangunan dan pertumbuhan yang inklusif.
 
Laut Cina Selatan diperebutkan oleh Cina, Taiwan, Veitnam, Malaisya, Brunei dan Filipina. Jalur strategis itu dilalui kapal muatan barang dagang senilai lebih dari lima triliun dolar AS setiap tahun.
 
Sementara, APEC akan digelar di Da Nang, Vietnam. Sejumlah kerja sama dalam bidang ekonomi, integrasi regional, penguatan daya saing usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), perubahan iklim dan pertanian menjadi bahasan dalam pertemuan para kepala negara itu.
 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement