Senin 13 Nov 2017 10:47 WIB

PM Spanyol Optimistis Pemilu Akhiri Krisis Katalunya

Rep: rizkyan adiyudha/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy
Foto: thehigherlearning.com
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy optimistis pemilihan umum yang segera digelar bakal mengakhiri kekacauan di Katalunya. Pemungutan suara itu dipercaya akan membawa stabilitas politik, sosial dan ekonomi di kawasan tersebut.

"Kita harus mengambil alih Katalunya dari kehancuran akibat separatis. Dengan demokrasi, kita akan mengklaim Katalunya untuk semua orang," kata Mariano Rajoy saat berkunjung ke Katalunya seperti dilansir laman BBC, Senin (13/11).
 
Berbicara di sebuah acara kampanye di Barcelona untuk Popular Party (PP) Rajoy meminta partisipasi masyarakat yang mayoritas diam terkait separatis untuk memberikan suara mereka pada pemilu nanti. Dia mengatakan, suara mayoritas dibutuhkan untuk membuka periode baru di Katalunya.
 
Krisis di Katalunya dimulai saat mantan pemimpin regional Carles Puigdemont berniat memisahkan usai referendum. Pemerintah Spanyol lantas melengserkan Puigdemont usai mengambil alih kawasan otonom itu.
 
Sejumlah perusahaan kemudian hengkang dari Katalunya menyusul krisis tersebut. Rajoy lantas meminta perusahaan terebut tidak meninggalkan Katalunya dan mengimbau warga membeli produk lokal guna memulihkan perekonomian kawasan. Hal itu dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas tiga persen tahun depan.
 
Pemilu di Katalunya akan digelar pada 21 Desember mendatang. Carles Puigdemont dipersilakan kembali mengikuti pemungutan suara tersebut. Kendati, Rajoy mengimbau warga tidak memberikan suara mereka kepada separatis.
 
Sejauh ini, otoritas Spanyol telah menahan sejumlah pejabat Katalunya terkait deklarasi independen. Hal itu kemudian menimbulkan protes dari sekitar 750 ribu warga yang meminta mereka segera dibebaskan.
 
Pada referendum sebelumnya, 92 persen warga mendukung pemisahan Katalunya dari Spanyol. Jumlah tersebut didapat dari 43 persen daftar pemilih yang menyumbangkan suara mereka. Namun, banyak dari warga yang menentang independen menolak memberikan suara mereka.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement