Kamis 16 Nov 2017 15:40 WIB

Twitter Cabut Centang Biru Bos Supremasi Kulit Putih

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Twitter
Twitter

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Twitter mengumumkan aturan baru untuk akun yang telah terverifikasi pada Rabu (15/11). Sebelumnya perusahaan tersebut mendapat kritik keras karena telah memberikan tanda centang biru kepada Jason Kessler, penyelenggara pertemuan nasionalis kulit putih di Charlottesville pada Agustus lalu.

"Kami melakukan tinjauan awal terhadap akun yang terverifikasi dan akan menghapus verifikasi dari akun yang perilakunya tidak termasuk dalam pedoman baru ini," tulis Twitter seperti dikutip The Guardian.

Perilaku yang akan mengakibatkan pencabutan verifikasi adalah mempromosikan kebencian dan atau kekerasan, mendukung kelompok pembenci, menghasut atau terlibat dalam pelecehan orang lain.

Tak lama setelah perubahan kebijakan diumumkan, Twitter mencabut status verifikasi bos supremasi kulit putih Richard Jefferson, aktivis sayap kanan Laura Loomer, pendiri Liga Pertahanan Inggris Tommy Robinson, dan yang lainnya.

Twitter menunda sementara pemberian verifikasi pada 9 November setelah protes terkait Kessler. Perusahaan ini mengatakan program tersebut akan tetap ditunda selama mereka merumuskan program otentikasi dan verifikasi baru.

Pada 19 Oktober lalu, Twitter meluncurkan pembaruan kebijakan yang dimaksudkan untuk membuat Twitter menjadi tempat yang lebih aman. Perusahaan ini memperbarui peraturan untuk melarang konten yang tidak pantas, seperti simbol kebencian dan simbol seksual yang tidak diinginkan.

Verifikasi Twitter telah bertahun-tahun menjadi sumber kebingungan. Tanda centang biru awalnya hanya diberikan kepada tokoh masyarakat, organisasi, dan jurnalis ternama. Tanda ini berguna untuk memastikan orang-orang tahu bahwa @realdonaldtrump ternyata Donald Trump yang sebenarnya, sementara @DonaldTrump bukan.

Pada Juli 2016, Twitter mulai mengizinkan anggota masyarakat untuk mengajukan permohonan verifikasi. Meski perubahan itu disambut oleh banyak orang, hal itu juga menciptakan kesan pengguna rasis seperti Spencer telah mendapatkan cap persetujuan dari Twitter.

"Verifikasi telah lama dianggap sebagai pengesahan. Persepsi ini menjadi semakin buruk saat kami membuka verifikasi untuk publik dan orang-orang yang terverifikasi adalah mereka yang sama sekali tidak kami dukung," kata Twitter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement