Kamis 16 Nov 2017 16:13 WIB

Aneh, Menteri Toleransi UEA Minta Eropa Perketat Kontrol Masjid

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Budi Raharjo
Masjid di jerman
Foto: dw.com
Masjid di jerman

REPUBLIKA.CO.ID,ABU DHABI -- Sebuah kelompok hak asasi manusia mengecam komentar pejabat tinggi Uni Emirat Arab (UEA) yang mendesak Jerman dan negara-negara Eropa lainnya untuk lebih mengontrol masjid-masjid yang beroperasi di negara mereka. Alasannya, kontrol ketat terhadap masjid untuk mencegah serangan teroris.

"Seseorang tidak bisa hanya membuka masjid dan mengundang semua orang untuk hadir dan berkhotbah," kata Menteri Toleransi UEA Sheikh Nahyan bin Mubarak Al Nahyan kepada kantor berita Jerman DPA.

Nahyan mengatakan, Jerman, Prancis, Inggris, dan Belgia tidak kurang mengontrol masjid-masjid lokal. Menanggapi hal itu, Arab Organisation for Human Rights in the UK (AOHR UK) dengan tegas menolak komentar Nahyan. Mereka mengatakan, Nahyan sama saja menghasut agar pemerintah Eropa 'melanggar' hak Muslim di Eropa.

"Jika seseorang yang sering mengunjungi masjid tertentu melakukan tindakan kriminal, bukan berarti semua orang yang beribadah di masjid mendukung tindakan tersebut. Masjid juga tidak mungkin menghasut orang melakukan kejahatan semacam itu," kata AOHR UK dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Aljazirah, Kamis, (16/11).

Menurut AOHR UK, masjid-masjid di Eropa sudah tunduk pada peraturan yang ketat. Pejabat masjid juga menjalankan misi mereka sesuai dengan ajaran moderat Islam. Nahyan mengatakan, UEA selalu menawarkan memberikan pelatihan kepada orang-orang. Namun tidak ada negara Eropa yang menanggapi tawaran tersebut sejauh ini.

AOHR UK memperingatkan negara-negara Eropa untuk tidak mengikuti permintaan Nahyan. Mereka menolak masjid di Eropa menjadi pusat pengawasan keamanan untuk kepentingan UEA. Pemerintah UEA secara ketat mengendalikan fungsi masjid di negaranya sendiri

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement