Jumat 17 Nov 2017 02:33 WIB

Hariri Terbang ke Prancis dalam 48 Jam

Poster mantan perdana menteri Lebanon Saad Al-Hariri.
Foto: Reuters
Poster mantan perdana menteri Lebanon Saad Al-Hariri.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Saad al-Hariri akan meninggalkan Arab Saudi menuju Prancis dalam waktu 48 jam. Sebelumnya ia secara resmi mengajukan undur diri dari jabatan Perdana Menteri Lebanon, kata sumber dekat dengan Hariri pada Kamis.

Hariri mengumumkan undur dirinya dalam siaran televisi dari Arab Saudi pada 4 November dan belum kembali ke Lebanon. Ia pada Rabu mengatakan akan segera kembali.

Presiden Lebanon Michel Aoun pada Kamis menyatakan berharap kemelut politik negara itu berakhir setelah Hariri menerima undangan dari Prancis tersebut. "Saya menunggu PM Hariri kembali ke Beirut, sehingga kita dapat memutuskan keadaan pemerintah, jika ia ingin mundur atau membatalkan undur dirinya," kata Aoun, menurut sumber kepresidenan.

Aoun sebelumnya mengatakan bahwa dia tidak akan menerima pengunduran diri Hariri sampai dia kembali ke Beirut untuk menawarkan dan menjelaskan alasannya. Pengunduran diri Hariri mendorong Lebanon ke pusat persaingan regional yang semakin ketat antara Muslim Syiah Iran dan Sunni Arab Saudi.

Sumber kepresidenan Lebanon mengutip Aoun pada Kamis yang mengatakan bahwa Lebanon tetap berkomitmen pada kebijakan "diasosiasi, terutama di antara negara Arab". Kebijakan diasosiasi pada umumnya dikenal di Lebanon, yang berarti tetap berada di luar sengketa kawasan. Dalam wawancaranya pada Ahad, Hariri berulang kali meminta berbagai pihak menghormati diasosiasi.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu bahwa dia telah mengundang Hariri ke Prancis setelah berbicara kepadanya dan Putera Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. Undangannya adalah berkunjung selama beberapa hari dan bukan tawaran pengasingan politik, ujar Macron saat berbicara dari Jerman.

Hariri diperkirakan akan pergi ke Prancis bersama keluarganya, menurut sumber yang dekat dengan Hariri. Hariri pergi ke Riyadh pada 3 November sebelum tiba-tiba mengundurkan diri sehari kemudian, dan dia tetap tinggal di ibu kota Saudi sejak saat itu. Pejabat tinggi Lebanon dan politisi senior yang dekat dengan Hariri mengatakan bahwa dia terpaksa mengundurkan diri.

Hariri dan Arab Saudi sama-sama menyangkal bahwa ia ditahan di Riyadh atau dipaksa mundur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement