Sabtu 18 Nov 2017 11:55 WIB

Indonesia Gelar Fashion Diplomacy di Senegal

Rancangan karya Nita Seno Adji.
Foto: Antara
Rancangan karya Nita Seno Adji.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pragawati profesional asal Afrika memperagakan busana tenun dan batik rancangan empat desainer Indonesia yang berhasil memukau ratusan tamu yang hadir dalam acara Resepsi Diplomatik Peringatan HUT RI ke-72 yang diadakan KBRI Dakar, Senegal.

Sekitar 300 tamu undangan perwakilan dari berbagai negara menghadiri acara yang digelar di King Fahd Palace, salah satu hotel ternama di Senegal, demikian Pensosbud KBRI Senegal Dimas Prihadi kepada Antara London, Sabtu.

Acara yang bertema "Nusantara Fashion and Culture Show" menggabungkan fashion dan budaya Indonesia dalam balutan karya busana rancangan Nita Seno Adji, Rudi Chandra, Defrico Audy, dan Malik Moestaram yang diperagakan model profesional binaan Amina Badiane, Ketua Komite Miss Senegal.

Desainer Nita Seno Adji menampilkan rancangannya "the Rainbow of Asia and Africa" merefleksikan hubungan persahabatan antara Indonesia dan Senegal.

Desainer Nita mengeksplorasi warna dan kehidupan orang Senegal dengan menitikberatkan pada pola klasik batik Indonesia dipadukan dengan tenun Bali dan sarung sutra Makassar.

Sedangkan desainer Rudy Chandra memadukan pewarna alami dengan tenun dari Sabu, NTT bertema "Enchanting East Indonesia". 

Sementara itu, Defrico Audy yang mengangkat tema  "Sumba in My Mind" memilih tenun dari Sumba, NTT menampilkan busana yang elegan, modern dan fashionable.

Desainer Malik Moestaram memilih tema "the Stunning Beauty of Solo" dengan menampilkan gaun batik kontemporer dari Solo untuk busana pesta. Kupu-kupu dan daun menjadi pola utama dari batik ini.

Dubes RI Dakar, Mansyur Pangeran, mengatakan, KBRI sengaja mendatangkan empat desainer kondang Indonesia tersebut untuk mempopulerkan batik Indonesia di Senegal.

Ia menjelaskan, langkah tersebut selaras dengan informasi yang dirilis Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan BPS yang menyebutkan ekonomi Indonesia didominasi tiga subsektor ekonomi kreatif, dua di antaranya kuliner (41,69 persen) dan fashion (18,15 persen). 

"Untuk itu KBRI mensinergikan fashion dengan diplomasi ekonomi atau fashion diplomacy, dengan menggunakan channel diplomatik yang menghubungkan desainer Indonesia dengan dunia fashion dan buyers, majalah, dan rumah mode," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Perikanan dan Ekonomi Maritim Senegal, Oumar Gueye, yang menjadi tamu kehormatan mewakili pemerintah menyampaikan tentang kerja sama kedua negara yang telah terjalin selama ini.

Menteri Oumar Gueye mengatakan Indonesia dan Senegal memiliki nilai budaya dan agama yang sama sehingga kemitraan antara kedua negara juga dapat berkembang karena kedua negara mewakili model keragaman budaya dan toleransi.

Acara yang dihadiri berbagai kalangan diplomatik, organisasi internasional, pejabat pemerintah, pengusaha, LSM nasional dan internasional, media massa, Indonesianis, pengamat fashion, pecinta batik, operator pariwisata, sosialita, budayawan hingga akademisi.

Selain pagelaran busana, acara juga diisi dengan penyajian kuliner khas Indonesia seperti nasi goreng teri medan, mi goreng, sate ayam, bakwan sayur udang, dan lemper ayam. Fashion batik dan tenun karya empat designer Indonesia kembali diperagakan oleh para finalis Miss Senegal 2017 di ajang Grand Senegal pada 18 November mendatang .

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement