Senin 20 Nov 2017 13:23 WIB

RS Indonesia di Rakhine Mulai Dibangun, Menlu Batal Hadir

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Pengungsi etnis Rohingya di Sittwe, Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
Foto: Khin Maung Win/AP
Pengungsi etnis Rohingya di Sittwe, Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW--- Pembangunan rumah sakit Indonesia di Myaung Bwe, Negara Bagian Rakhine, Myanmar resmi dimulai dengan dilakukannya acara groundbreaking atau peletakan batu pertama pada Ahad, (19/11).

Dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (20/11), acara itu dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Myanmar, Ito Sumardi, sebagai perwakilan pemerintah Indonesia.

Hadir pula Menteri urusan Rakhine State Myanmar, perwakilan kementerian kesehatan Myanmar, perwakilan MERC, perwakilan tokoh masyarakat setempat, tokoh masyarakat agama Budha dan Islam, serta dihadiri ratusan warga setempat.

Sedianya, Menlu RI Retno Marsudi dijadwalkan akan hadir. Namun mengingat acara berada di wilayah utara Rakhine State yang masih rawan konflik maka atas permintaan Pemerintah Myanmar Menlu membatalkan jadwal kunjugannya.

Pemerintah Myanmar mengaku tidak bisa memberikan pengamanan optimal sesuai standar untuk tamu resmi Pemerintah setingkat Menteri. Ini mengingat pasukan keamanan Myanmar sedang di fokuskan untuk mengamankan KTM ASEM di Naypyidaw yang dihadiri oleh sekitar 53 pejabat Menteri dan setingkat Menteri dari Eropa dan Asia.

Rumah Sakit tersebut adalah wujud kontribusi Masyarakat Indonesia untuk Masyarakat di Rakhine State. Rumah Sakit Indonesia akan menyediakan pelayanan kesehatan untuk seluruh komunitas di Myaung Bwe secara inklusif, tidak memandang suku, agama dan latar belakang.

Rumah sakit Indonesia didirikan di lahan seluas 12 ribu meter persegi dengan luas total bangunan 8.000 meter persen termasuk akomodasi staf kesehatan dan gedung utama rumah sakit.

Rumah sakit tersebut dibangun dengan biaya sekitar 1,8 juta dolar AS hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dengan kontribusi masyarakat Indonesia termasuk Palang Merah Indonesia, berbagai LSM, dan sektor swasta.

Peletakan batu pertama ini menandakan dimulainya pembangunan tahap kedua untuk pembangunan akomodasi staf medis dan tahap ketiga untuk pembangunan gedung utama. Tahap pertama pembangunan untuk pemetaan dan konstruksi pagar sebelumnya telah selesai sejak September 2017.

Diharapkan pembangunan rumah Sakit ini akan selesai pada pertengahan 2018. Rumah sakit Indonesia dibangun dengan menggunakan sumber daya materiil dan tenaga kerja setempat sebagai bentuk konkrit Indonesia untuk membantu meningkatkan peluang ekonomi masyarakat lokal selain menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap rumah sakit tersebut.

Sebelumnya Indonesia juga telah menyampaikan banuan 1 juta dolar AS untuk pembangunan 4 Sekolah pada tahun 2014, 10 kontainer bantuan kebutuhan dasar pada Desember 2016 dan pembangunan dua sekolah di Sittwe yang telah diresmikan Menlu RI pada Januari 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement