Rabu 22 Nov 2017 14:33 WIB

Pabrik Manufaktur Apple Diterpa Isu Eksploitasi Tenaga Kerja

Rep: Christiyaningsih/ Red: Gita Amanda
Apple (Ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/MAHMOUD KHALED
Apple (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Apple baru saja melakukan audit terhadap rekanan pabriknya di seluruh dunia. Fakta miris ditemukan di Hon Hai Precision Industry Co. yang merupakan bagian dari Foxconn Technology Group yang berbasis di Taiwan. Pabrik manufaktur rekanan Apple untuk iPhone X ini mempekerjakan tenaga kerja yang masih Sekolah Menengah Atas (SMA) dan bekerja melebihi batas jam kerja yang diatur oleh hukum negara.

Dikutip dari laman Techspot, Rabu (22/11), Foxconn menerangkan perusahaannya tidak mengizinkan para karyawannya bekerja lebih dari 40 jam sehari. Aturan ini berlaku untuk mereka yang bekerja memenuhi syarat program pendidikan atau magang.

 

Akan tetapi Foxconn juga mengakui adanya anak-anak magang yang bekerja lebih dari 40 jam. Namun perusahaan mengklaim mereka bekerja atas dasar suka rela dan mendapat upah yang pantas.

 

Sejauh ini Apple menyumbang separuh dari total penjualan Foxconn. Raksasa gawai yang berbasis di Cupertino, California ini merilis iPhone X pada 3 November lalu. Gawai teranyar ini langsung banjir permintaan dari seluruh penjuru dunia.

 

Menurut laporan Financial Times yang dikutip dari Bloomberg, para siswa yang magang di Foxconn sedang mengambil praktik kerja lapangan selama tiga bulan. Belasan murid mengatakan bahwa mereka biasanya bekerja 11 jam per hari untuk merakit iPhone X.

 

Selama ini Apple disebut berupaya memberi perhatian terhadap isu tenaga kerja pada pabrik-pabrik rekanannya di luar negeri. Pihak Apple menegaskan akan segera menindak kasus-kasus ketenagakerjaan.

 

Pendiri grup advokasi China Labor Watch yang berlokasi di New York, Li Qiang, ikut angkat bicara. Kepada Bloomberg ia menilai waktu kerja yang berlebih disebabkan karena permintaan produksi. Menurut pengamatan Li Qiang, Apple justru terlihat tidak peduli mengenai standar tenaga kerja yang sudah diatur sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement