Rabu 22 Nov 2017 19:32 WIB

Jokowi Bahagia Kerja Sama RI dan Malaysia

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo
Foto: EPA/David Moir
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Mohd. Najib. Pertemuan ini dibalut dalam Annual Consultation atau konsultasi tahunan ke-12 Indonesia-Malaysia.

Dalam pernyataan resmi, Jokowi sangat bahagia karena Indonesia dan Malaysia mampu menjalin kerja sama di berbagai bidang. Salah satunya pada sektor perdagangan yakni ada peningkatan mencapai 21 persen pada semester pertama 2017.  Peningkatan ini juga diperlihatkan melalui ekspor beras ke Malaysia sejak Oktober 2017 sebanyak 25 ribu ton. Jumlah ekspor tersebut diharapkan akan terus meningkat setiap tahunnya.

"Dan Indonesia berharap Malaysia dapat mengalokasikan 20 persen dari kuota impor berasnya, sekitar 150 ribu ton dengan mengimpor dari Indonesia," ucap kata Jokowi dalam jumpa pers di Hotel Hilton, Kuching, Malaysia, Rabu (22/11), melalui siaran pers istana negara.

Dalam pertemuan dengan PM Najib, Jokowi juga membawa sejumlah Menteri Kabinet Kerja di antaranya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kepala BKPM Thomas Lembong, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, hingga Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Rusdi Kirana.

Negara serumpun ini pun terus menggaungkan mengenai kemitraan dalam hal produksi kelapa sawit. Melalui produk unggulan ini Indonesia-Malaysia telah membentuk Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC). Bahkan pada bulan November 2017, Indonesia telah menjadi tuan rumah Pertemuan Tingkat Menteri CPOPC dengan mengundang sejumlah negara penghasil sawit lainnya. Kedua negara ini juga menegaskan akan bersatu melawan kampanye hitam terhadap kelapa sawit,

Dalam pertemuan ini terdapat empat fokus bahasan utama, yaitu penguatan kerja sama ekonomi, perlindungan WNI dan ketenagakerjaan, isu perbatasan serta isu pertahanan dan keamanan. Khusus untuk pertahanan dan keamana, Indonesia dan Malaysia membahas mengenai pengaturan perbatasan yang merupakan salah satu ciri khas hubungan kedua negara.

"Indonesia mengharapkan draft Border Crossing Agreement yang sudah selesai dirundingkan untuk segera ditandatangani. Demikian juga dengan Border Trade Agreement, ujar Jokowi.

Isu penting lain yang dibahas kedua negara adalah terkait perlindungan warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di Malaysia. Hal ini penting mengingat perlindungan WNI merupakan prioritas pemerintah Indonesia.

Hak pendidikan bagi anak pekerja Indonesia juga telah saya mohonkan perhatian kepada PM Najib, kata Kepala Negara.

PM Najib menyampaikan bahwa dengan kedatangan Jokowi ke Malaysia dalam pertemuan ini menandakan bahwa kedua negara memiliki hubungan yang sangat intim. Ini juga sebagai pengingat hubungan diplomatik antara Malaysia dan Indonesia yang ke-60.

Pertemuan kedua pemimpin tersebut berjalan dengan lancar dan menunjukkan hubungan bilateral antara kedua negara dalam keadaan yang sangat baik.

"Begitu banyak kemajuan mencakup bidang politik, ekonomi, sosial, keamanan, dan kerja sama perbatasan. Keinginan kedua pemerintah untuk terus meningkatkan lagi hubungan sehingga semakin banyak peluang dan potensi yang dapat direalisasikan," kata PM Najib.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement