Kamis 23 Nov 2017 09:12 WIB

Thailand Tangkap Buron Perempuan Terkait Bom Kuil 2015

Polisi menyelidiki ledakan bom di dekat Kuil Erawan di Bangkok, Thailand pada 2015.
Foto: AP
Polisi menyelidiki ledakan bom di dekat Kuil Erawan di Bangkok, Thailand pada 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Kepolisian Thailand pada Rabu (22/11) menangkap seorang perempuan, yang menjadi buronan dalam kaitannya dengan pengeboman pada 2015 di Bangkok hingga menewaskan 20 orang. Sebanyak 14 di antaranya wisatawan asing.

Ledakan terjadi di sebuah kuil di Bangkok pusat yang banyak dikunjungi wisatawan dari Cina dan negara-negara lainnya di Asia. Peristiwa itu meningkatkan kekhawatiran atas tumpahan kekerasan dari Xinjiang, wilayah di Cina barat tempat sejumlah anggota minoritas Muslim Uighur menentang kepemimpinan Beijing.

Ledakan kuil di Bangkok menewaskan lima orang dari Cina daratan dan dua dari Hong Kong, juga melukai 120 orang. Tidak ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab dalam serangan itu.

Wakil Kepala Kepolisian Nasional Srivara Ransibrahmanakul mengatakan perempuan Thailand yang menjadi tersangka, Wanna Suansan (29 tahun) ditangkap di bandar udara Bangkok. Ia menolak mengatakan tempat Wanna berasal.

Wanna menghadapi sejumlah dakwaan berat, termasuk pembunuhan berencana serta memiliki bahan peledak dan senjata. Perempuan itu merupakan salah satu dari 17 orang yang buron dalam kasus pengeboman.

"Setelah pemeriksaan, kepolisian akan menyerahkannya (Wanna) ke kejaksaan," kata Srivara kepada para wartawan di markas besar kepolisian Bangkok.

Dua pria Muslim dari suku Uighur, Cina, dituduh melakukan serangan bom dan sedang diadili di Thailand. Keduanya membantah semua tuduhan.

Para penyidik mengatakan pada 2015 Wanna menyewa sebuah kamar di Bangkok untuk salah satu pria tersebut. Wanna kabur dari Thailand tak lama setelah serangan terjadi.

Kepolisian tidak menyebut serangan tersebut sebagai terorisme dan mengatakan pengeboman dipicu dengan penindakan terhadap jaringan-jaringan penyelundupan manusia. Namun, banyak pengulas dan diplomat mengatakan serangan Bangkok tersebut kemungkinan merupakan aksi pembalasan atas pendeportasian yang dilakukan Thailand terhadap lebih dari 100 warga Uighur ke Cina pada Juli tahun itu.

Seorang kerabat Wanna mengatakan kepada para wartawan di markas kepolisian nasional Wanna ingin kembali ke Thailand untuk membuktikan dirinya tak bersalah.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement