Jumat 24 Nov 2017 08:45 WIB

Oksigen Menipis, Pencarian Kapal Selam Capai Tahap Genting

Sebuah gambar bertuliskan
Foto: AP Photo/Vicente Robles
Sebuah gambar bertuliskan "Temukan mereka, kami menunggu mereka" tergantung di pagar pangkalan Angkatan Laut Mar del Plata, Argentina, Ahad (19/11). Kapal selam Argentina ARA San Juan dan 44 krunya hilang sejak Rabu pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Pencarian kapal selam angkatan laut Argentina, yang hilang di Atlantik Selatan selama sepekan, mencapai tahap genting karena 44 awak kapal dapat kehabisan udara, kata juru bicara angkatan laut, Rabu (22/11).

Puluhan pesawat dan kapal mencari kapal ARA San Juan, yang membuat kerabat pelaut cemas menunggu kabar dan terpaku di negara Amerika Selatan berpenduduk 44 juta orang itu. Jika kapal selam buatan Jerman itu, yang berkiprah lebih dari tiga dasawarsa, tenggelam atau tidak dapat naik ke permukaan sejak menunjukkan tempat terakhirnya pada 15 November, kapal tersebut akan menggunakan pasokan oksigen tujuh hari terakhirnya.

"Kami berada dalam tahap genting, terutama berkenaan dengan oksigen," kata juru bicara Angkatan Laut Enrique Balbi kepada wartawan.

Kerabat awak kapal itu berkumpul di pangkalan angkatan laut di Mar del Plata, di mana pencarian dikoordinasikan.

Perhatian mereka bertambah seiring dengan jam yang berlalu. Kapal tersebut kemungkinan berada di dasar laut, karena mekanisme untuk naik ke permukaan gagal atau tidak diaktifkan oleh anggota awak kapal, demikian penyidik angkatan laut Fernando Morales dalam sebuah wawancara telepon.

"Jika kapten tinggal di dasar, karena dia pikir lebih bijaksana untuk tetap berada di posisi terbawah, itu satu hal, tapi pada saat ini kita harus berpikir bahwa jika dia berada di bawah, itu karena dia tidak dapat muncul," kata Morales.

Dalam jumpa pers malam, Balbi mengatakan suara tidak biasa terlacak pada 15 November di dekat tempat kapal selam itu terakhir melaporkan kedudukannya.

AL Argentina: Ada Ledakan di Area Pencarian Kapal Selam

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement