Kamis 30 Nov 2017 11:29 WIB

Presiden Macron akan Serahkan Daftar Ekstremis ke Arab Saudi

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Foto: AP Photo/Thibault Camus
Presiden Prancis Emmanuel Macron.

REPUBLIKA.CO.ID,ABIDJAN -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia akan membuat daftar organisasi ekstremis untuk disampaikan ke Arab Saudi. Hal ini dilakukannya setelah Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman berjanji akan memotong dana untuk ekstremis.

Kelompok keuangan Arab Saudi telah diawasi oleh Liga Muslim Dunia yang berbasis di Mekah. Pangeran Mohammed saat ini tengah berusaha untuk memodernisasi kerajaan, serta mempromosikan Islam yang lebih terbuka dan toleran.

"Dia tidak pernah melakukannya di depan umum, tapi ketika saya pergi ke Riyadh (bulan ini), dia membuat sebuah komitmen, sehingga saya dapat memberinya daftar dan dia akan memotong pembiayaannya. Saya percaya dia, tapi saya akan menindaklanjutinya. Kepercayaan dibangun berdasarkan hasil," kata Macron dalam wawancara dengan stasiun televisi France 24.

Pangeran Mohammed juga telah mengambil beberapa langkah untuk melonggarkan pembatasan sosial Arab Saudi, mengurangi peran polisi moralitas agama, serta mengizinkan konser publik. Ia juga mengumumkan rencana untuk mengizinkan perempuan mengemudi tahun depan.

Kepala Liga Muslim Dunia, Mohammed al-Issa, mengatakan fokusnya sekarang ditujukan untuk memusnahkan ideologi ekstremis. "Kita harus menghapus pemikiran ekstremis ini melalui pekerjaan yang kita lakukan. Kita perlu memusnahkan ekstremisme yang merupakan titik masuk terorisme," kata Mohammed al-Issa.

Macron, yang berbicara dari Abidjan, Pantai Gading, mengatakan dia juga telah meminta komitmen pemotongan aliran dana untuk kelompok ekstremis dari Qatar, Iran, dan Turki. Qatar telah memperbaiki hubungannya dengan Iran sejak Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya memboikot negara tersebut, atas dugaan hubungannya dengan kelompok-kelompok ekstremis dan hubungannya dengan Teheran.

Pemimpin Prancis tersebut akan melakukan perjalanan singkat ke Doha pada 7 Desember mendatang. Dia akan membahas hubungan regional serta menandatangani kesepakatan militer dan transportasi, termasuk penjualan 12 jet tempur Rafale.

Macron mengatakan dia bermaksud untuk melakukan perjalanan ke Iran tahun depan. Namun ingin memastikan adanya diskusi dan kesepakatan strategis mengenai program rudal balistik dan kegiatan destabilisasi di beberapa negara regional.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement