Jumat 01 Dec 2017 16:25 WIB

Rusia Tolak Ajakan AS Putus Diplomasi dengan Korut

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Gita Amanda
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia menolak ajakan Amerika Serikat untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Korea Utara (Korut), menyusul uji coba rudal antarbenua (ICBM) yang dilakukan Korut pada Rabu (29/11) kemarin. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

"Kami menanggapi hal ini secara negatif," kata Sergey Lavrov mengomentari pernyataan Washington mengenai perlunya memutuskan hubungan dengan Korut seperti dikutip Aljazirah, Jumat (1/12).
 
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley sebelumnya meminta semua negara untuk memutuskan ikatan diplomasi dengan Korut. Dia juga meminta dunia untuk menghentikan perjanjian perdagangan serta mengusir pekerja Korut.
 
Pemeritah Amerika berjanji untuk memberikan sanksi tambahan kepada Pyongyang menyusul uji coba rudal tersebut. Pernyataan tersebut keluar usai Presiden Donald Trump melakukan perbincangan dengan Presiden Cina Xi Jinping melalui telepon.
 
"Baru saja berbicara dengan presiden Cina terkait aksi provokatif Korut. Sanksi tambahan akan segera diberlakukan dan situasi segera ditangani," kata Trump dalam akun Twitter resmi miliknya.
 
Rudal antarbenua itu dilaporkan mengudara selama 50 menit dengan lintasan yang sangat tinggi, mencapai 4.500 km di atas bumi (10 kali lebih tinggi dari orbit Stasiun Antariksa Internasional NASA). Rudal kemudian turun sekitar 1.000 km dari lokasi peluncuran di barat pantai Jepang.
 
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Rusia Dmitry Peskov mengatakan, uji coba rudal itu merupakan langkah provokatif. Untuk itu, Moskow meminta semua pihak tetap tenang demi menghindari pecahnya konflik.
 
Peskov mengatakan, Rusia juga mengecam uji coba rudal yang dilakukan Korut. Meski demikian, dia mengimbau agar semua pihak tidak mengambil langkah dengan tergesa-gesa supaya tidak memperburuk situasi di Semenanjung Korea.
 
Rusia dan Cina terus berupaya untuk meredam krisis yang terjadi di kawasan tersebut. Menteri Luar Negeri Rusia beberapa kali menawarkan solusi dan meminta Korut menghentikan program serta uji coba nuklir sambil mendesak Amerika Serikat dan Korea Selatan tidak melakukan latihan militer gabungan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement