Rabu 06 Dec 2017 04:45 WIB

Berlian Sierra Leone Dijual dalam Lelang Seharga Rp 87,75 M

Berlian perdamaian Sierra Leone terjual dalam sebuah lelang di kota New York pada Senin (4/12).
Berlian perdamaian Sierra Leone terjual dalam sebuah lelang di kota New York pada Senin (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sierra Leone menjual salah satu berlian mentah terbesar di dunia seharga 6,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 87,75 Miliar (kurs Rp 13.500 per dolar AS) dalam lelang di New York, Senin (4/12). Lelang berlian tersebut untuk mengumpulkan dana bagi pembangunan di negara Afrika barat itu.

Berlian seukuran telur yang dikenal sebagai "Berlian Perdamaian" dibeli perancang perhiasan mewah Inggris Laurence Graff, kata Martin Rapaport, ketua Grup Rapaport, jaringan perusahaan berlian pengelola pelelangan tersebut.

"Seratus persen dari nilai berlian ini, dari penjualan berlian ini, akan diserahkan ke pemerintah dan masyarakat Sierra Leone. Hal ini belum pernah terjadi," kata Rapaport kepada wartawan.

Berlian tersebut ditemukan pada Maret di wilayah Kono di Sierra Leone timur oleh seorang pendeta Kristen, yang memberikannya kepada pemerintah untuk menangani penjualan tersebut. Lelang tersebut adalah usaha kedua pemerintah untuk menjual berlian tersebut setelah menolak tawaran tertinggi sebesar 7,8 juta dolar AS pada lelang awal di ibu kota Freetown pada Mei.

Menjelang lelang pada Senin (4/12) itu, berlian tersebut diperlihatkan kepada sekitar 70 pembeli potensial dan mendapat tujuh tawaran."Kami menunjukkan berlian itu di mana-mana. Kami melakukan apapun yang kami bisa dan itulah harga terbaik yang bisa kami dapatkan dari pasar saat ini," katanya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencabut larangan ekspor berlian dari Sierra Leone pada 2003, meskipun sektor 113 juta dolar AS itu terganggu oleh penyelundupan. Berlian memicu perang saudara satu dasawarsa di Sierra Leone, yang berakhir pada 2002, saat pemberontak memaksa warga menambang batu itu dan membeli senjata dengan hasilnya, yang mengarah pada istilah berlian darah.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement