Rabu 06 Dec 2017 15:02 WIB

Bomber AS Terbang di Atas Semenanjung Korea

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Pesawat pengebom atau bomber AS supersonic B-1B Lancer.
Foto: Reuters
Pesawat pengebom atau bomber AS supersonic B-1B Lancer.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pesawat pengebom AS B-1B terbang di atas semenanjung Korea pada Rabu (6/12). Menurut militer, Korea Selatan tindakan ini sebagai bagian dari latihan udara skala besar. Korea Utara telah mengecam latihan ini karena mendorong semenanjung korea ke perang nuklir.

Pengebom tersebut terbang dari Guam dan bergabung dengan pesawat tempur AS F-22 dan F-35 dalam latihan dengan Korea Selatan. Latihan dimulai pada Senin dan akan berlangsung hingga Jumat, dilakukan pada saat ketegangan meningkat di semenanjung.

Korea Utara secara teratur mengancam Korea Selatan, Amerika Serikat dan sekutunya. Latihan tersebut juga bertepatan dengan kunjungankepala urusan politik Perserikatan Bangsa-Bangsa Jeffrey Feltman ke Korea Utara.

Beberapa analis dan diplomat berharap kunjungan Feltman ke Korea Utara dapat memicu upaya yang dipimpin PBB untuk meredakan ketegangan internasional mengenai program nuklir dan rudal Pyongyang. Media pemerintah Korea Utara mengkonfirmasi kedatangan Feltman dan rombongannya pada Selasa kemarin tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Feltman, mantan pejabat senior Departemen Luar Negeri AS adalah pejabat tingkat tinggi PBB yang mengunjungi Korea Utara sejak 2012. Departemen Luar Negeri AS mengatakan Feltman tidak membawa pesan apa pun dari Washington selama kunjungannya.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akan mengunjungi Cina Rabu depan untuk pertemuan puncak dengan rekannya Xi Jinping. Kemampuan nuklir dan rudal Korea Utara akan menjadi agenda utama dalam pertemuan ini.

Moon juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Cina Li Keqiang selama empat hari perjalanannya dan mengunjungi Chongqing. Chongqing adalah rumah bagi pemerintah Korea di pengasingan selama pemerintahan Jepang dari 1910-45 dan sekarang menjadi pusat industri inisiatif "One Belt, One Road" Xi untuk pembangunan infrastruktur.

Menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan latihan tahunan, yang disebut "Vigilant Ace", dirancang untuk meningkatkan kesiapan bersama dan kemampuan operasional pencegahan AS yang terus berlanjut.

Sekitar 12 ribu anggota layanan AS termasuk dari Marinir dan Angkatan Laut bergabung dengan pasukan Korea Selatan, sementara pesawat terbang berangkat dari delapan instalasi militer AS dan Korea Selatan.

Angkatan Udara AS mengatakan ukuran latihan tahun ini sebanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Korea Utara telah dengan keras mengkritik latihan tersebut sejak akhir pekan, dengan mengatakan latihan tersebut membuat AS dan Korea Selatan menghancurkan negara mereka sendiri.

Cina dan Rusia telah mengusulkan agar Amerika Serikat dan Korea Selatan menghentikan latihan militer besar dengan imbalan Korea Utara menghentikan program senjata.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement